Infodigital.co.id

Paylater Makin Digandrungi Generasi Muda

Ilustrasi pemanfaatan paylater untuk belanja. (Dok Melbourne Microfinance)

Jakarta, ID – Kredivo, salah satu platform kredit digital di Indonesia yang memberikan pembiayaan kredit instan kepada pelanggan untuk pembelian e-commerce dan offline, menyebut bahwa paylater makin digemari masyarakat sebagai metode pembayaran andalan, terutama generasi muda.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mencatat pertumbuhan paylater sebesar 61,90% secara tahunan (per November 2024). Sedangkan dari sisi pengguna, Kredivo dan Katadata Insight Center mengungkap bahwa 70,4% pengguna paylater berasal dari kelompok usia 18–35 tahun, atau usia muda.

SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan, Kredivo percaya bahwa paylater adalah instrumen keuangan yang dapat membantu pengguna memenuhi berbagai kebutuhan dan meningkatkan kualitas hidup, bukan sebagai sarana untuk gaya hidup boros dan berlebihan.

“Dari sisi kami, Kredivo terus berinovasi dan memperluas jangkauan layanan, dengan tetap konsisten memberikan edukasi kepada pengguna dan memperkuat manajemen risiko, untuk memastikan keyakinan kami tersebut dapat selalu terealisasi,” ujar Indina, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (24/2/2025).

Sejalan dengan tren tersebut, Disya Arinda, MPsi, Psikolog, mengingatkan generasi muda untuk memperhatikan kondisi psikologis sebelum dan saat menggunakan paylater.

Generasi muda disebutnya cenderung lebih rentan terhadap keputusan impulsif ataupun tren jangka pendek yang dapat mempengaruhi keputusan finansial, termasuk dalam pemanfaatan paylater.

Tanpa kesiapan dan perencanaan, layanan keuangan apa pun, termasuk paylater, berisiko disalahgunakan untuk tujuan konsumtif yang tidak sehat dan membahayakan keseimbangan keuangan.

“Oleh karena itu, penting untuk memastikan kondisi mental yang stabil supaya bisa mendapatkan manfaat semestinya dari penggunaan Paylater,” tutur Disya.

FOMO dan YOLO

Selain kondisi psikologis yang tidak stabil, fenomena Fear of Missing Out (FOMO) dan You Only Live Once (YOLO) juga telah memperkuat pola hidup konsumtif masyarakat, terutama generasi muda, yang bisa membhayaan ketika menggunakan paylater.

Riset yang dilakukan GlobalWebIndex mengungkap bahwa 62% individu yang mengalami FOMO merupakan penduduk berusia 16–34 tahun.

Lebih lanjut, riset lain yang dilakukan oleh OCBC juga mengungkapkan bahwa 80% generasi muda menghabiskan uang untuk mengikuti gaya hidup teman.

“Penggunaan paylater yang didorong oleh FOMO dan YOLO secara berulang dapat memicu stres finansial dan pola impulsif yang sulit dikendalikan. Secara psikologis, fenomena ini dapat meningkatkan kecemasan dan mengganggu mental well-being,” imbuh Disya.

Karena itu, lanjut dia, penting untuk tidak hanya mempertimbangkan manfaat sebelum menggunakan paylater, tetapi juga dampaknya pada kesehatan mental.

“Tak berhenti di situ, setelah menggunakannya, pengelolaan emosi dan keuangan yang baik juga diperlukan agar dapat bertanggung jawab akan keputusan finansialnya sehingga tidak menjadi pemicu stres jangka panjang,” pungkas Disya. (bdm)

Komentar

Iklan