Infodigital.co.id

Nasabah Bank RI Kurang Nyaman dengan AI

IIustrasi pemanfaatan AI di perbankan. (Dok connectingthedotsinfin.tech)

Jakarta, ID – Studi Accenture menemukan, baru 43% nasabah di Indonesia (RI) yang merasa nyaman ketika bank menggunakan Generative AI untuk menganalisis data pribadi dan keuangan ketika memberikan penawaran produk yang dipersonalisasi.

Itu artinya, sebanyak 57% nasabah perbankan RI masih belum nyaman dengan praktik AI. Seiring itu, 89% nasabah bank juga menyampaikan kekhawatirannya tentang penggunaan datanya oleh perbankan.

Menurut studi Accenture, bank yang berhasil menjadikan nasabahnya sebagai advocate berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan pangsa pasarnya jauh lebih cepat.

Hal tersebut merupakan sebagian dari hasil Studi Perilaku Nasabah Bank 2025 oleh Accenture (Accenture’s Banking Consumer Study) yang melibatkan 49.300 responden di 39 negara, termasuk Indonesia, mengenai perilaku dan preferensi perbankan nasabah bank.

Financial Services Lead Indonesia di Accenture Tari Soraya Anggraini mengatakan, meskipun nasabah pada umumnya mempercayai bank, cara pengelolaan data nasabah menggunakan AI masih dapat diperbaiki.

“Di Indonesia, di mana adopsi perbankan digital meningkat pesat bersamaan dengan peningkatan masalah privasi data, ketegangan ini masih sangat terasa,” aku Tari Soraya, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (8/5/2025).

Seiring dengan penerapan Generative AI oleh industri perbankan, lanjut dia, hal yang penting tentu mengatasi kekhawatiran nasabah terkait privasi dan keamanan datanya.

“Ini agar bank dapat membangun kepercayaan dan mendorong penerimaan yang lebih luas,” imbuhnya.

Menurut dia, pemanfaatan teknologi AI untuk meningkatkan pengalaman nasabah perbankan sebenarnya menjadi hal yang tak kalah penting. Namun, hal ini memerlukan perubahan persepsi dari kecerdasan buatan saja menjadi kecerdasan buatan yang dapat dipercaya oleh nasabah.

Dia menjelaskan, bank-bank di Indonesia dengan kemampuan unik Generative AI-nya pun perlu mengingat, meyakinkan, dan mempersonalisasinya agar nyaman bagi para nasabah.

Manajemen perbankan di Tanah Air yang memanfaatkan Generative AI juga perlu lebih hadir untuk menjembatani kesenjangan kepercayaan tersebut dan menjadikan pengalaman perbankan terasa lebih manusiawi bagi para nasabah.

Survei Accenture

Sementara itu, survei Accenture menyebutkan, meski konsumen di Indonesia mendukung bank yang menggunakan AI, mereka tetap memiliki kekhawatiran mengenai keamanan datanya.

Baru sebanyak 43% responden yang menginginkan bank menggunakan AI untuk menganalisis data pribadi dan keuangan nasabah guna menerima rekomendasi layanan dan produk yang tepat.

Namun, masih banyak di antara mereka yang mengkhawatirkan masalah privasi (63%) atau keamanan datanya (69%).

Sementara itu, sebagian besar nasabah menganggap bank seharusnya menjadi entitas paling terpercaya untuk melindungi data pribadi. Di sisi lain, 89% nasabah masih memiliki kekhawatiran tentang penggunaan data pribadinya oleh bank.

Namun, nasabah tetap melihat beberapa manfaat AI dalam perbankan. Sebanyak 89% nasabah tetap bersedia menggunakan asisten keuangan bertenaga AI untuk membantu tugas-tugas teknis.

Mereka juga ingin bank memanfaatkan AI agar bisa memastikan nasabah tidak melewatkan pembayaran dan menghindari biaya keterlambatan, serta memantau saldo rekeningnya. (bdm)

Komentar

Iklan