Jasnita Proyeksikan Pendapatan Rp 135 Miliar
Jakarta, ID – PT Jasnita Telekomindo Tbk, perusahaan jasa perdagangan dan penyelenggara telekomunikasi di Tanah Air berkode saham JAST, memproyeksikan pencapaian pendapatan usaha Rp 131-135 miliar sepanjang tahun 2024 ini.
Proyeksi pendapatan usaha Jasnita tersebut bertumbuh Rp 28-32 miliar (27,18-31,07%) dibandingkan pencapaian sepanjang tahun 2023 yang senilai Rp 103 miliar.
“Secara keseluruhan, pendapatan melebihi dari tahun 2023, yaitu sebesar Rp
131 miliar dibandingkan pendapatan tahun 2023 Rp 103 miliar. Diproyeksikan pendapatan akhir tahun ini mencapai Rp 135 miliar,” ujar Direktur Utama Jasnita Yentoro, dalam laporan kepada Bursa Efek Indonesia, dikutip InfoDigital.co.id, Selasa (3/12/2024).
Sementara itu, Jasnita telah meraih pendapatan Rp 103,71 miliar pada 2024 hingga kuartal III dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 93,98 miliar. Dan, setelah dikurangi beban pokok penjualan Rp 67,94 miliar, laba kotornya Rp 35,76 miliar.
Pada akhirnya, Jasnita membukukan laba bersih Rp 218,66 juta pada 2024 hingga akhir September dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY) masih merugi Rp 3,2 miliar.
Kinerja Jasnita, emiten telko yang bergerak pada jasa perdagangan dan penyelenggara telekomunikasi di Tanah Air, membaik karena meningkatnya pendapatan serta adanya hibah dari pemerintah dan pendapatan lainnya.
Yentoro juga menyampaikan, sebagai penyedia jasa telekomunikasi, Jasnita tidak banyak investasi atau membelanjakan modal (capital expenditure (capex) sepanjang 2024 ini walaupun ada peningkatan pembelian server dan jaringan.
“Jasnita tidak banyak mengalokasikan capex dikarenakan semuanya itu akan disesuaikan dengan layanan yang kami berikan,” tuturnya.
CCTV Surveillance dan Smart City
Yentoro juga menyampaikan, Jasnita masih menerapkan CCTV surveillance dan merupakan fokus layanan yang berbasis teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Layanan Jasnita ini juga disebutnya aman.
“Diharapkan, layanan ini dapat memberi peningkatan pada laporan tahunan 2025. Sudah ada beberapa klien yang menunjukkan ketertarikan,” imbuh Yentoro.
Sementara itu, Jasnita menargetkan proyek kota pintar (smart city) sebanyak 40 kota tahun 2025. Untuk tahun 2024 ini, sudah 17 kabupaten/kota yang melakukan kontrak dan segera dikerjakan.
Pada perdagangan Senin (2/12/2024), saham JAST ditutup melemah Rp 5 (8,62%) ke level Rp 53, dengan harga pembukaan Rp 59, serta sempat ke posisi tertinggi Rp 62 dan terendah Rp 51. (dmm)