Investasi Startup AI RI Tembus US$542 Juta

Jakarta, ID – Pengembangan dan implementasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di Indonesia (RI) berkembang pesat. Seiring dengan itu, investasi pada usaha rintisan (startup) berbasis teknologi AI di Tanah Air pun mencapai US$542,9 juta empat tahun terakhir hingga Desember 2024.
Hingga akhir 2024, total investasi startup berbasis AI yang mengalir ke Indonesia mencapai US$542,9 juta, atau tumbuh 141,5% selama periode tahun 2020-2024.
“Akselerasi ekosistem digital dan pemanfaatan AI di Indonesia tumbuh cepat,” ungkap Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, dalam laporan ‘Digital Competitiveness Index 2025: Mendorong Inovasi dan AI untuk Meningkatkan Daya Saing Digital Indonesia’, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (24/5/2025).
Transformasi digital di Indonesia, termasuk AI, terus berkembang pesat, meskipun menghadapi tantangan seperti penurunan dalam total investasi/pendanaan startup secara keseluruhan beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet diperkirakan telah meningkat hampir 3 kali lipat mencapai 82% pada 2025, atau setara dengan lebih dari 230 juta pengguna.
Menurut dia, adanya inovasi teknologi terkini seperti AI, IoT, blockchain, dan 5G telah mempercepat transformasi digital, meningkatkan produktivitas, dan mengoptimalkan keputusan, sehingga investasi startup AI ikut terkerek.
Pertumbuhan bisnis startup AI di Tanah Air didorong oleh penerapan AI yang semakin marak di Indonesia sejak peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada 2023.
AI telah banyak digunakan untuk meningkatkan efisiensi, pengalaman pelanggan, serta inovasi, terutama dalam bidang pemasaran, game, dan pendidikan.
Dari segi ekonomi, penggunaan AI di Indonesia pun diperkirakan berkontribusi sekitar 12% terhadap pertumbuhan PDB nasional yang setara dengan US$366 miliar pada 2030.
Dengan tren tersebut, Indonesia makin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, termasuk pada bisnis startup berbasis AI.
“Ke depan, dengan fondasi yang telah dibangun, kami percaya bahwa inovasi teknologi seperti AI, internet of things (IoT), blockchain, dan 5G akan makin memperkuat daya saing digital bangsa Indonesia,” tutur Wilson.
Bisnis AI East Ventures
Wilson melanjutkan, East Ventures, perusahan modal ventura dengan fokus pada wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pun terus memperkuat dan mendorong inovasi digital, termasuk melalui investasi sebesar US$300 juta bersama SEEDS Capital guna pengembangan deep tech companies.
East Ventures terus mendorong perluasan inklusi digital dan pemanfaatan AI melalui portofolio investasi startup-nya. Beberapa di antaranya, Xendit telah mampu memproses lebih dari 350 juta transaksi keuanganm, deteksi fraud, dan otomatisasi layanan berbasis AI.
Startup Komunal telah menyalurkan Rp10,6 triliun kredit UMKM serta mampu memanfaatkan AI guna mempercepat dan mempermudah penilaian kredit. Stockbit memanfaatkan AI untuk proses internal dalam pengembangan produk/layanan.
Traveloka PayLater mampu menjangkau lebih dari 10 juta pengguna, memperluas akses layanan keuangan digital. Mekari mendukung digitalisasi lebih dari 30.000 UMKM dengan solusi akuntansi, pajak, SDM, dan CRM berbasis AI.
Meeting.ai meningkatkan efisiensi administrasi untuk lebih dari 300.000 pengguna dengan otomatisasi. Waresix mengoptimalkan logistik di lebih dari 17.000 pulau, dengan AI digunakan pada manajemen armada dan waktu.
Terakhir, startup McEasy mendigitalisasi lebih dari 2.000 perusahaan transportasi. AI pun digunakan untuk deteksi perilaku pengemudi dan manajemen armada. (bdm)