Infodigital.co.id

Inilah Tips Aman Swafoto dengan Kartu Identitas

Ilustrasi swafoto kartu identitas untuk masuk ke layanan aplikasi. Saat ini, banyak layanan daring populer yang mengharuskan swafoto dengan kartu identitas atau paspor untuk mendaftar. Pertanyaannya, apakah itu aman? Berikut cara menyiasati dan tips amannya. (Vecteezy)

Jakarta, ID – Saat ini, banyak layanan daring populer yang mengharuskan swafoto dengan kartu identitas atau paspor untuk mendaftar. Pertanyaannya, apakah itu aman? Berikut cara menyiasati dan tips amannya.

“Silakan unggah swafoto dengan identitas Anda untuk memverifikasi identitas Anda”. Permintaan semacam itu makin umum untuk berbagai layanan daring, bank, penyewaan mobil, bahkan, calon pemberi kerja, dan lainnya.

Lalu, apakah kita harus membagikan data rahasia dengan cara itu atau tidak, pada akhirnya menjadi keputusan pribadi. Masalahnya, jika tidak menuruti prosedur tersebut, kita tidak bisa mengakses layanananya.

Karena itu, kita tidak punya pilihan pilihan lain kecuali mengikuti prosedur  pengambilan swafoto untuk identitas yang kita miliki agar bisa mengakses dan menikmati layanan yang kita inginkan.

Namun, kita juga harus hati-hati agar data identitas kita tidak bocor dan jatuh ke tangan penjahat siber untuk melancarkan aksi kejahatan yang mengatasnamakan identitas kita.

“Penjahat siber juga telah lama menjual serangkaian foto dan video orang yang memegang lembaran kertas putih seukuran dokumen standar di situs darkweb untuk memalsukan foto dan melewati standar prosedur KYC (Know Your Customer),” ungkap Tim Riset Kasperky, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (9/11/2024).

Tips Kurangi Risiko

Berikut beberapa tips dari Kaspersky untuk meminimalisasi foto dan kartu identitas kita agar tetap aman di layanan aplikasi dan tidak dieksploitasi penjahat siber. Hal terbaik kita mesti sangat berhati-hati.

1. Pelajari kebijakan privasi perusahaan

Sebelum mengirim swafoto dokumen, kita cari tahu semua tentang perusahaan pemilik layanan aplikasi.

Periksa di mana dan oleh siapa data kita akan diproses, berapa lama data  akan disimpan, dan apakah perusahaan dapat memberikan informasi pelanggan kepada penegak hukum, pihak ketiga, atau bahkan ke negara lain ketika ada kebocoran.

2. Selidiki riwayat kebocoran data perusahaan

Jika ada, apakah terjadi lebih dari satu kali? Informasi seperti apa yang bocor? Bagaimana perusahaan menanggapi pelanggaran tersebut?

Kita dapat mengetahuinya menggunakan kueri penelusuran seperti Company_Name data leaks, or Company_Name data breaches.

3. Tambahkan watermark ke swafoto kita

Ini dapat dilakukan dengan mudah di ponsel cerdas menggunakan editor foto bawaan untuk melapisi teks semitransparan, atau dengan menggunakan aplikasi gratis. Ada banyak di antaranya di toko aplikasi mana pun.

Dengan cara ini, meskipun foto tersebut bocor, akan jauh lebih sulit bagi penjahat siber untuk menggunakannya jika mendaftar ke layanan lain.

4. Kirim foto melalui aplikasi atau situs web resmi layanan tersebut

Kita pun jangan gunakan messenger atau e-mail untuk mengirim swafoto dokumen.

5. Hapus swafoto segera setelah mengirim

Itu jika perangkat Anda tidak memiliki perlindungan yang andal. Jangan lupa untuk menghapus swafoto dari pesan Anda (jika memungkinkan) dan dari folder Recently Deleted di ponsel cerdas Anda.

6. Gunakan perlindungan

Kita bisa gunakan perlindungan maksimal untuk semua perangkat Anda dengan memberi tahu Anda tentang pencurian identitas dan kebocoran data.

7. Gunakan aplikasi penyimpanan dokumen

Misalnya, kita bisa gunakan Kaspersky Password Manager Identity Protection Wallet atau yang lain untuk menyimpan dan berbagi dokumen dan foto sensitif yang dienkripsi di semua perangkat Anda.

8. Nilai layanan aplikasi

Pertimbangkan untuk memberikan nilai layanan yang diberikan, dengan nilai swafoto kartu identitas Anda untuk meningkatkan keamanan layanan. Dan, jangan pernah memberikan data pribadi Anda untuk imbalan uang. (bdm)

Komentar

Iklan