GoTo Tak Transparan Terkait Merger dengan Grab

Jakarta, ID – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), emiten teknologi, on-demand services, dan e-commerce berkode saham GOTO, belum mau terbuka dan menjawab secara transparan, atau masih mengambang terkait isu kebenaran rencana merger dengan Grab.
Sikap yang tidak tegas dari manajemen GoTo tersebut justru makin menimbulkan dugaan kebanaran isu adanya peluang potensi merger antara entitas bisnis GoTo dan Grab. Sebab, tak pernah ada bantahan yang tegas.
Bahkan, pada isu terakhir, Danantara, induk perusahaan BUMN milik pemerintah, dikabarkan sedang menunggu merger GoTo dan Grab. Setelah itu terjadi, Danantara akan membeli sebagian saham perusahaan merger.
Corporate Secretary GoTo RA Koesoemohadiani mengatakan, GoTo mengetahui adanya spekulasi di media yang berlanjut dan rumor yang bergulir kembali mengenai kemungkinan transaksi merger GoTo dengan Grab.
“Perseroan ingin memberikan klarifikasi kembali bahwa pada dasarnya GoTo tidak dapat memberikan komentar terhadap spekulasi beredar di pasar,” ujar Koesoemohadiani, dikutip InfoDigital.co.id, Selaswa (10/6/2025).
Hal tersebut disampaikan oleh Koesoemohadiani menjawab pertanyaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ingin mengonfirmasi kebenaran berita, rumor, dan isu yang kuat bahwa GoTo dan Grab tengah menjajaki merger.
Menurut dia, sampai dengan jawaban yang diberikan GoTo kepada BEI tanggal keterbukaan diberikan, yakni Senin (9/6/2025) sore, tidak ada perubahan informasi terkait merger perseroan.
Hal itu sebagaimana yang telah disampaikan oleh manajemen GoTo pada 4 Februari 2025, 19 Maret 2025, dan 8 Mei 2025, terkait adanya isu yang menyebutkan GoTo dan Grab dalam proses merger.
“Dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan,” ucapnya.
Jawaban Sebelumnya
Pada 8 Mei 2025, Koesoemohadiani telah menyampaikan bahwa manajemen GoTo mengetahui spekulasi di beberapa media dan rumor yang bergulir kembali terkait adanya rencana merger antara GoTo dengan Grab. Tak menjawab secara gamblang, dia justru menyebut bahwa perseroan dan grup bahwa dari waktu ke waktu menerima ‘penawaran-penawaran’ dari berbagai pihak.
Karena itu, kewajiban Direksi GoTo untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian berbagai penawaran itu untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham.
“Namun demikian, sampai dengan tanggal keterbukaan informasi ini (8 Mei 2025), perseroan (GoTo) belum mencapai keputusan apa pun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima,” katanya.
Pada keterbukaan tanggal 19 Maret 2025, dia juga menyampaikan, belum ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak mana pun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah dispekulasikan.
Pada 29 April 2025, Koesoemohadiani menyampaikan, pencapaian kinerja keuangan GoTo kuartal I-2025 menunjukkan kinerja sangat baik. Perseroan mencatat EBITDA yang disesuaikan tertinggi untuk unit bisnis fintech dan on-demand services.
Pada perdagangan Senin (9/6/2025), saham GOTO ditransaksikan melemah Rp1 (1,61%) ke level penutupan Rp61, atau terendahnya. Saham dibuka dari Rp62 dan sempat ke posisi tertinggi Rp63. (bdm)