Infodigital.co.id

Generasi Milenial Gampang Percaya Teman Daring

Ilustrasi kebiasaan generasi milenial suka berbagi berbagai hal di media sosial. (Dok Kaspersky)

Jakarta, ID – Generasi milenial ternyata termasuk yang gampang percaya dengan lawan teman yang baru dikenalnya di ranah digital (daring). Padahal, mereka dibesarkan di zaman awal terdigitalisasi (digital native).

Generasi milenial atau juga dikenal sebagai Generasi Y merupakan  mereka yang dilahirkan tahun 1981-1996. Sebuah generasi yang lahir pada era awal-awal kemajuan pesat komputer dan digitalisasi, serta kini hidup di era digitalisasi.

Generasi milenial diketahui tumbuh seiring mulai dam tumbuhnya media sosial dan komunikasi digital, sehingga dalam banyak hal tampak sebagai generasi yang paling paham teknologi.

Namun, penelitian Kaspersky, konsultan dan penyedia solusi keamanan siber, menyemukan, 70% generasi milenial jarang memverifikasi identitas lawan bicara daringnya, sehingga menempatkan dirinya pada risiko kemanan siber.

Karena jarang memverifikasi keaslian orang-orang yang berinteraksi dengannya secara daring, mereka rentan terhadap risiko kemanan dunia maya, seperti penipuan identitas, misinformasi, dan penipuan emosional.

Karena itu, meskipun 64% pernah menghadapi seseorang yang salah menggambarkan identitasnya, hampir setengahnya tetap masih memercayai informasi yang dibagikan dalam komunitas digitalnya.

Psikolog siber Ruth Guest memperingatkan bahwa rasa percaya diri yang berlebihan dari generasi milenial dapat mengarah pada perilaku yang berisiko.

“Dalam beberapa kasus, individu dengan sifat narsis, psikopat, atau Machiavellian yang kuat bisa mengeksploitasi kepercayaan itu melalui penipuan dan taktik penipuan lainnya,” ujar Ruth, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (19/3/2025).

Percaya Media Sosial

Penelitian Kaspersky menyebutkan, media sosial telah menjadi tempat yang dituju oleh generasi milenial untuk membagikan kabar penting dalam hidupnya, bahkan, seringkali sebelum memberitahukannya kepada teman dekat atau keluarga.

Penelitian menunjukkan bahwa hampir 50% generasi milenial mengunggah berita pribadi yang signifikan secara daring sebelum membicarakannya secara langsung dengan siapa pun.

Sementara itu, 45% generasi milenial merasa nyaman berbagi informasi pribadi atau sensitif secara daring. Ini perilaku yang dapat meningkatkan risiko penipuan phishing, pencurian identitas, dan doxing.

Padahal, penjahat dunia maya menggunakan informasi yang tersedia untuk umum guna menyusun serangan yang ditargetkan, mengeksploitasi detail pribadi seperti check-in lokasi, pembaruan tempat kerja, dan status hubungan.

“Berbagi informasi pribadi secara berlebihan secara daring dapat membuat individu lebih rentan terhadap pencurian identitas, serangan phishing, dan penipuan rekayasa sosial,” ungkap Marc Rivero, peneliti keamanan utama di Kaspersky, mengingatkan.

Halaman: 1 2
Komentar

Iklan