Bagikan:

Jakarta, ID – Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatat total emisi obligasi dan sukuk yang sebanyak 65 emisi dari 43 emiten senilai Rp 63,36 triliun sepanjang tahun 2024 hingga Jumat (5/7/2024) akhir pekan lalu.

Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI pun berjumlah 576 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 473,79 triliun dan US$ 54,758 juta yang diterbitkan oleh 133 emiten.

“Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp 5.996,99 triliun dan US$ 502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat 10 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp 2,93 triliun,” ungkap Sekretais Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad di Jakarta, dikutip Senin (8/7/2024).

Sementara itu, data perdagangan saham BEI selama periode 1 sampai 5 Juli 2024 ditutup bervariasi.

Kenaikan tertinggi rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan, yaitu sebesar 24,44% menjadi 947 ribu kali transaksi dari 761 ribu kali transaksi pada penutupan pekan lalu.

Peningkatan turut terjadi pada kapitalisasi pasar bursa pekan lalu, yaitu sebesar 2,8% menjadi Rp 12.431 triliun dari Rp 12.092 triliun.

Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 2,69% berada pada level 7.253,372 dari 7.063,577 pada penutupan pekan lalu.

Rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan lalu mengalami perubahan 18,79% menjadi 15,55 miliar lembar saham dari 19,147 miliar lembar saham.

Rata-rata nilai transaksi harian Bursa naik 34,09% menjadi Rp 10,65 triliun dari Rp 16,16 triliun.

Pergerakan investor asing pada Jumat (5/7/2024) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 558,44 miliar, dan sepanjang tahun 2024, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 5,092 triliun.

Pada periode Juni 2024, IDXCarbon mencatatkan perdagangan karbon 313 ton CO2 ekuivalen (tCO2e), senilai Rp 19,28 juta  dan frekuensi sebanyak 4 kali transaksi. Jumlah pengguna jasa bertumbuh menjadi sebanyak 67.

Terdapat 2 Sertifikat Pengurangan Emisi – Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang terdaftar di IDXCarbon, yaitu Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk serta Pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang.

Saham dan Obligasi Baru

Sementara itu, selama sepekan lalu, terdapat pencatatan saham serta beberapa obligasi dan sukuk di BEI. Pada Rabu (3/7/2024), perdagangan BEI dibuka dengan pencatatan perdana saham PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) di Papan Akselerasi BEI.

SPRE merupakan perusahaan tercatat ke-26 yang tercatat di BEI pada tahun 2024. SPRE bergerak pada sektor barang konsumen nonprimer dengan subindustri tekstil.

Perseroan merupakan perusahaan konveksi skala mikro seperti sprei, bed cover, bantal, guling, dan aksesoris rumah tangga dengan merek Soraya Bedsheet.

Hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan V WOM Finance Tahap I Tahun 2024 oleh PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk dan Obligasi Berkelanjutan IV MNC Kapital Indonesia Tahap II Tahun 2024 oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk mulai dicatatkan di BEI.

Nilai keduanya masing-masing adalah Rp 1 triliun  dan Rp 399 miliar.

Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi tersebut adalah idAA+ (Double A Plus) dan idBBB+ (Triple B Plus). Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat bagi emisi ini.

Menutup pekan lalu, perdagangan BEI dibuka dalam rangka pencatatan perdana Obligasi I Integrasi Jaringan Ekosistem Tahun 2024 oleh PT Integrasi Jaringan Ekosistem, dan saham PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) pada Jumat (5/7/2024).

Obligasi yang diterbitkan oleh PT Integrasi Jaringan Ekosistem mulai dicatatkan di BEI dengan nilai sebesar Rp 600 miliar. Hasil pemeringkatan PEFINDO untuk obligasi ini adalah idA- (Single A Minus) dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Selanjutnya, PART yang tercatat di Papan Pengembangan BEI, merupakan perusahaan tercatat ke-27 di BEI pada tahun 2024. PART adalah perusahaan manufaktur yang berfokus pada stamping dan assembling parts. PART bergerak pada sektor barang konsumen nonprimer dan subindustri suku cadang otomotif.

Selain itu, pada hari yang sama, terdapat pula pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Dayamitra Telekomunikasi Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Dayamitra Telekomunikasi Tahap I Tahun 2024 oleh PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel).

Obligasi dan sukuk tersebut dicatatkan dengan nilai masing-masing sebesar Rp240,22 miliar  dan Rp 10,01 miliar.

Hasil pemeringkatan PEFINDO atas obligasi dan sukuk ini adalah idA (Triple A) dan idA (Triple A) Syariah. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat untuk emisi ini.

Terdapat pula pencatatan Obligasi Berkelanjutan IV Lautan Luas Tahap I Tahun 2024 oleh PT Lautan Luas di BEI pada hari yang sama.

Obligasi yang dicatatkan senilai Rp 285,5 miliar, dengan menunjuk PT Bank Mega Tbk sebagai wali amanat dan mendapatkan rating idA (Single A) dari PEFINDO. (abm)