Digitalisasi akan Mewujudkan Green Pharmacy

Kedua, teknologi digital untuk pengembangan laboratorium. Transformasi digital memungkinkan prediksi molekuler dan aktivitasnya melalui modeling kimia farmasi, digitalisasi peralatan, hingga pengolahan data analisis.
“Dengan demikian, digitalisasi mengurangi limbah kimia secara nyata serta mengurangi kontak dan bahaya paparannya bagi para tenaga farmasi,” jelas Ilma.
Ketiga, pengembangan aplikasi digital, internet thinking, dan telemedicine. Melalui aplikasi digital, masyarakat dapat memantau kondisi kesehatannya, seperti kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat.
Ilma juga menekankan pentingnya kecakapan digital untuk memanfaatkan informasi dan fasilitas kesehatan secara daring. Pemanfaatan telemedicine pun menjadi sangat nyata saat pandemi untuk meminimalisasi kontak fisik.
“Telemedicine dapat lebih efektif dan efisien dengan mengurangi energi, waktu, emisi kendaraan, penggunaan ruang, dan limbah kertas,” tambahnya.
Tantangan
Namun, Ilmaa juga menyoroti tantangan yang dihadapi, seperti keterbatasan konektivitas internet dan perlindungan data pribadi. Kemkomdigi pun diharapkan dapat memberikan dukungan pemerataan akses internet dan perlindungan data pribadi.
“Dari Kemkomdigi, mohon keamanan data dan privasi, konektivitas dan pemerataan internet, integrasi harmonisasi regulasi antar kelembagaan dan kementerian, serta peningkatan kapasitas digital.
“It is not the strongest that survive, it is the ones that are adaptable. Kita harus beradaptasi dengan digital, dengan segala cara,” tandasnya.
Hadir dalam acara tersebut, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kemkomdigi, Para Guru Besar dari Kampus Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Pelita Harapan, dan Institut Teknologi Bandung. (dmm)