Infodigital.co.id

Babak Belur Kinerja Keungan Bukalapak 2024

Ilustrasi Mitra Bukalapak sedang berjualan. (Dok Bukalapak)

Jakarta, ID – Kinerja keuangan audit PT Bukalapak.com Tbk, perusahaan teknologi dan marketplace produk virtual dengan  kode saham BUKA, tahun 2024 masih babak belur dan belum juga membaik.

Hal itu terlihat dari rugi tahun berjalan Bukalapak yang justru naik Rp1,7 triliun (12,4%) menjadi Rp1,54 triliun pada 2024 dibandingkan tahun 2023 masih Rp1,37 triliun.

Penyebabnya, beban pokok pendapatan (BPP) dan biaya lainnya terus membengkak, walaupun pendapatan netonya naik Rp219,97 miliar (0,49%) menjadi Rp4,46 triliun dari tahun 2023 Rp4,43 triliun.

Sementara itu, peralihan bisnis Bukalapak yang telah menutup lapak produk fisiknya dan menjadi produk virtual sepertinya belum banyak berpengaruh signifikan ke kinerja keuangan 2024.

Melihat lebih detail laporan keuangan audit tahun 2024 yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia, Bukalapak terlihat membukukan pendapatan neto Rp4,46 triliun.

Namun, setelah dikurangi dengan BPP dan biaya-biaya lainnya, Bukalapak langsung menderita rugi usaha Rp 2,51 triliun pada 2024, naik Rp383,69 miliar (18,02%) dari tahun 2023 masih Rp2,12 triliun.

BPP Bukalapak jelas terlihat sangat membebani dengan nilai mencapai Rp3,74 triliun tahun 2024, naik Rp356,01 miliar (10,5%) dari tahun 2023 masih Rp3,38 triliun.

Beban penjualan dan pemasaran sebenarnya turun dari Rp518,43 miliar menjadi Rp328,43 miliar. Namun, beban umum dan administrasi justru membangkak dari Rp1,34 trilun menjadi Rp1,45 triliun.

Belum lagi, rugi nilai investasi juga memburuk dari Rp1,22 triliun menjadi Rp1,54 triliun. Dampaknya, Bukalapak pun langsung mendapatkan rugi usaha Rp2,51 triliun, naik Rp383,69 miliar (18,02%) dari tahun sebelumnya Rp2,12 triliun.

Beruntung, Bukalapak masih tertolong adanya pendapatan keuangan Rp1,03 triliun. Karena itu, pada akhirnya, Bukalapak membukukan rugi tahun berjalan Rp1,54 triliun setelah ditambah beban pajak final Rp55,45 juta dan pajak penghasilan Rp18,78 miliar.

Dampaknya lebih lanjut, rugi per saham yang harus ditanggung oleh para pemegang saham pun maningkat menjadi Rp15 pada 2024 dari tahun 2023 masih Rp13,24 per saham.

Posisi Kas Sangat Kuat

Walaupun kinerja laba-rugi babak belur, Bukalapak melaporkan posisi kas yang sangat kuat sebesar Rp 19 triliun, memastikan ketahanan finansial untuk mendukung inisiatif pertumbuhan di masa depan.

Dana kas tersebut sebagian besar merupakan dana dari hasil penjualan saham perseroan ke publik (initial public offering/IPO) yang dilanjutkan  mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Agustus 2021.

“Saat bertransisi menuju model bisnis lebih ramping dan berkelanjutan, kami telah mengambil langkah strategis untuk mengoptimalkan operasi kami. Upaya kami dalam merampingkan bisnis noninti dan meningkatkan efisiensi operasional mulai menunjukkan hasil positif,” ujar CEO Bukalapak Willix Halim, dikutip InfoDigital.co.id, dalam penjelasan laporan keuangan 2024, Kamis (20/3/2025).

Ke depan, lanjut dia, Bukalapak akan fokus pada 4 segmen bisnis utama, yakni Mitra Bukalapak, Gaming, Retail, dan Investment, dengan menyesuaikan struktur pelaporan keuangannya mulai kuartal I-2025.

Pada 2025 ini, Bukalapak pun mengharapkan pertumbuhan pendapatan dan margin kontribusi yang berkelanjutan di seluruh segmen bisnis inti serta operasional lebih efisien yang akan mendorong peningkatan profitabilitas secara berkelanjutan.

“Kami yakin bahwa inisiatif strategis yang telah kami lakukan akan memungkinkan kami membangun bisnis yang lebih tangguh dan menguntungkan,” tutup Willix. (dmm)

Komentar

Iklan