Infodigital.co.id

Anak Indonesia Paling Suka Nonton YouTube

Aplikasi YouTube, WhatsApp, dan TikTok. (Dok La Republica)

Jakarta. ID – Kaspersky, konsultan dan penyedia solusi keamanan siber asal Rusia, menyebut anak-anak di Indonesia paling suka mengakses dan menonton konten video YouTube, menyusul WhatsApp, dan Tiktok.

Di Indonesia, topik yang berkaitan dengan perangkat lunak, audio, dan video menjadi topik yang paling banyak dibicarakan anak-anak dengan persentase sebesar 64,72%.

“Untuk aplikasi yang paling banyak digunakan anak-anak di Indonesia, Youtube masih memimpin di posisi teratas dengan 28,02%, disusul WhatsApp (22,15%), dan Tiktok (16,01%),” ungkap ulasan Kaspersky, dikutip InfoDigital.co.id, Jumat (6/6/2025).

Hal itu merupakan sebagian dari rilis laporan tahunan Kaspersky tentang minat digital anak-anak pada 2025. Analisis mencakup periode Mei 2024 hingga April 2025 untuk memperingati Hari Anak Internasional.

Temuan dalam laporan itu didasarkan pada data anonim yang diberikan secara sukarela oleh pengguna solusi kontrol orang tua Kaspersky Safe Kids antara Mei 2024 dan April 2025.

Tren di Indonesia itu juga tak berbeda dengan kebiasaan anak-anak di tingkat global. YouTube tetap menjadi aplikasi paling populer di kalangan anak-anak. Sementara itu, WhatsApp menyalip TikTok untuk posisi kedua.

Aktivitas daring yang paling umum di antara anak-anak global adalah pencarian platform streaming di Google, dan hampir 18% dari semua kueri terkait dengan menonton video.

Tidak mengherankan, YouTube tetap menjadi aplikasi Android favorit, tumbuh dari 28,13% menjadi 29,77% selama setahun terakhir.

Selanjutnya, WhatsApp naik ke posisi kedua dengan 14,72%, menyalip TikTok (12,76%). Sementara itu, aplikasi Snapchat dan Facebook terus menurun dan makin kurang diminati anak-anak.

Temun Kasperky juga mengungkap ketertarikan yang semakin besar anak-anak terhadap chatbot bertenaga AI.

Selanjutnya, maraknya meme-meme Italia yang membingungkan seperti ‘tralalero tralala’, serta meningkatnya perhatian terhadap Sprunki, permainan berbasis ritme yang menggabungkan musik dan gerakan.

Peran Orang Tua

Anna Larkina, pakar privasi di Kaspersky, menyampaikan, tren tahun ini menunjukkan betapa cepatnya budaya digital anak-anak untuk terus berkembang.

Suatu hari, mereka mengobrol dengan bot AI. Pada hari berikutnya mereka semua menyenandungkan lagu meme Italia yang belum pernah Anda dengar. “Namun, di balik setiap tren terdapat peluang untuk terhubung,” ujar Anna.

Karena itu, penting ketika orang tua bisa meluangkan sebagian waktunya untuk memahami apa yang ditonton, dimainkan, atau dicari anak-anaknya.

Sebab, hal itu membuka pintu untuk percakapan bermakna dan membantu membangun kebiasaan digital lebih aman dan dapat dipercaya bagi anak-anaknya.

Aplikasi untuk pengasuhan digital pun dapat menjadi alat yang membantu dalam perjalanan ini. “Perannya tidak hanya untuk melindungi, tetapi juga untuk tetap terlibat,” komentar Anna. (bdm)

Komentar

Iklan