Infodigital.co.id

AS Nyatakan DeepSeek Bahayakan Keamanan Nasional

Gedung Putih, Kantor Presiden AS. (Dok The White House)

Jakarta, ID – Pejabat Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa DeepSeek, aplikasi asisten AI buatan Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co Ltd asal China, membahayakan dan merupakan ancaman keamanan nasional AS.

Saat ini, chatbot DeepSeek, menjadi aplikasi asisten AI terpanas yang tengah diperbincangkan setelah diluncurkan pada 10 Januari 2025 lalu.

Bukan hanya karena manfaat positifnya, tetapi juga masalah risiko keamanannya karena dibuat menjadi sistem yang terbuka dan potensi mengoleksi data pribadi pengguna.

Perusahaan China tersebut meluncurkan model asisten AI dengan kinerja mengesankan dan dengan biaya yang sangat rendah. Hasilnya pun  mengungguli model AI populer lainnya dalam berbagai parameter.

Menurut Android Headlines, ‘gangguan tersebut’, bahkan, membuat saham perusahaan pesaing dengan nama-nama besar, seperti NVIDIA, asal AS, telah jatuh. Selain itu, para pejabat AS kini menyuarakan kekhawatiran keamanan nasionalnya terkait popularitas DeepSeek AI.

Masalahnya, DeepSeek mengumpulkan data dari setiap sesi penggunaan yang dapat mencakup model perangkat, sistem operasi, pola atau ritme penekanan tombol, alamat internet protocol (IP), dan bahasa sistem dari perangkat pengguna, termasuk warga AS.

Chatbot DeepSeek tersedia sebagai aplikasi untuk perangkat bersistem operasi Android dan iOS, juga dapat memperoleh ‘informasi terkait layanan, diagnostik, dan kinerja, termasuk laporan kerusakan dan log kinerja’.

Atoritas AS pun mulai khawatir bahwa Pemerintah China memiliki akses yang kuat terhadap semua data dari para pengguna di AS yang dikoleksi oleh DeepSeek.

“UU Tiongkok biasanya mengizinkan permintaan semacam itu dari perusahaan dengan server yang berlokasi di negara Asia,” ungkap sumber pejabat AS, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (30/1/2025).

Karena itu, pejabat AS memperingatkan potensi bahaya DeepSeek AI terhadap keamanan nasional negeri Paman Sam belajar dari TikTok yang kini ‘dipaksa’ menjual sahamnya ke perusahaan AS untuk tetap beroperasi.

Suasana hampir serupa mulai terbentuk sehubungan dengan kedatangan chatbot bertenaga AI DeepSeek. Pihak berwenang AS sangat mewaspadai layanan yang dikembangkan China tersebut.

Namun, belum ada kepastian, apakah Amerika Serikat akan mengambil tindakan terhadap DeepSeek AI seperti dilakukan kepada TikTok agar menjual sahamnya sebagai syarat tetap bisa melayani di wlayah AS.

Faktanya, Donald Trump juga telah menyebut kemunculan DeepSeek sebagai ‘peringatan’ bagi perusahaan teknologi di dalam negeri yang dipimpinnya.

Amerika Serikat saat ini sedang mengerjakan proyek Stargate untuk membangun dominasinya di bidang AI. CEO OpenAI Sam Altman juga menyatakan antusiasmenya terhadap kompetisi baru dan kuat tersebut.

Dukungan Luar Pemerintah

Ross Burley, salah satu Pendiri Pusat Ketahanan Informasi (Centre for Information Resilience), pun mengangkat masalah keamanan data dan privasi sehubungan dengan makin populernya DeepSeek di AS.

Halaman: 1 2
Komentar

Iklan