Ponsel Honor dan Motorola Diproduksi di Batam
Jakarta, ID – Dua merek (brand) telepon seluler (ponsel) global, yakni Honor dan Motorola, diproduksi di pabrik PT Sat Nusapersada, yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau.
Kedua merek ponsel pintar (smartphone) tersebut kembali resmi masuk ke pasar Indonesia setelah beberapa tahun absen dalam penjualan resmi. Kali ini, Sat Nusapersada beruntung karena dipercaya untuk memproduksi dan merakit di pabriknya di Batam.
Hal tersebut pun sekaligus menjadi bukti bahwa Indonesia, melalui perusahaan lokal PT Sat Nusapersada, sudah mampu memproduksi ponsel. Tak hanya Honor dan Motorola, perseroan juga bekerja sama dengan pemilik sejumlah brand multinasional untuk perakitan.
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza pun melakukan kunjungan kerja ke pabrik Sat Nusapersada di Batam pada Jumat (17/1/2025).
Faisol pun meyakinkan bahwa Sat Nusapersada telah menjadi bukti Indonesia mampu memproduksi ponsel dan perangkat keras (hardware) untuk peralatan elektronik. Pelaku ponsel global pun diharapkan mau menggelontorkan investasi skala besar di Indonesia.
“Itu termasuk di antaranya itu Apple. Kami menyampaikan kepada Apple untuk investasi membangun pabrik ponsel di Indonesia,” kata Wamenperin, saat didampingi Direktur Utama PT Sat Nusapersada, Abidin Hasibuan, dikutip InfoDigital.co.id.
Seluruh proses, mulai dari perakitan hingga pengemasan (packaging) dilakukan di pabrik Sat Nusapersada, termasuk merek Honor dan Motorola.
“Silakan bandingkan perusahaan yang sekarang ada di Indonesia dengan perusahaanang selama ini menjadi partner mereka di negara-negara lain, baik Vietnam, Malaysia, India, maupun Tiongkok,” ujar Wamenperin. Menurut dia, Indonesia sudah mampu dan sangat kompetitif untuk bisa mengerjakan semua proses produksi alat komunikasi, seperti handphone, dengan sangat baik.
Bangkitkan Optimisme
Pekerjaan yang dilakukan Sat Nusapersada selama bertahun-tahun pun telah membangkitkan optimisme bahwa Indonesia punya potensi besar untuk mengembangkan industri di bidang peralatan telekomunikasi.
“Sebagai pemerintah, kami mengimbau jangan khawatir dengan potensi yang ada, dengan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan di Indonesia, dengan sumber daya manusia yang ada di Indonesia,” imbuhnya.
Wamenperin juga mendorong kepada Sat Nusapersada agar mengoptimalkan produksi dengan pemanfaatan teknologi internet of things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI), guna bersaing secara kompetitif dengan kompetitor. (bdm)