Infodigital.co.id

Merger XL dan Smartfren Sehatkan Industri Telko

Menara telekomunikasi. (Dok InfoDigital/IST)

Jakarta, ID – Langkah merger PT XL Axiata Tbk (kode saham EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menjadi entitas baru PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart) dipastikan akan menyehatkan industri telekomunikasi (telko) Tanah Air secara fundamental keuangan.

Hal itu setelah XL Axiata dan Smartfren mengumumkan tercapainya kesepakatan definitif merger menjadi XLSmart dengan nilai gabungan prasinergi mencapai lebih dari Rp 104 triliun (US$ 6,5 miliar) di Jakarta, Rabu (11/12/2024). Merger diharapkan tuntas April 2025.

“Harusnya bisa berdampak lebih baik (sehat ke industri telko) karena secara gabungan finansial akan lebih kuat untuk pembangunan dan efesiensi operasional untuk gabungan pelanggan, serta tentu, secara beban regulasi akan menjadi sehat,” ujar pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ridwan Effendi kepada InfoDigital.co.id, dikutip Kamis (12/12/2024).

Dengan merger XL Axiata dan Smartfren, pemain operator telko seluler di Tanah Air pun akan mengerucut menjadi tiga saja, yakni XLSmart, PT Telkomsel (anak usaha PT Telkom Indonesia Persero Tbk kode saham TLKM), dan PT Indosat Tbk atau dikenal juga sebagai Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT).

Menurut Ridwan, jumlah 3 operator telko seluler untuk saat ini ideal. Karena secara kepemilikan dan kapasitas dari jaringan infrastruktur telko (bandwidth) menjadi lebih seimbang, sehingga kompetisi dalam kualitas layanan juga akan terasa lebih baik bagi masyarakat.

“Akan tetapi, regulator harus lebih intens memeperhatikan aspek persaingan usaha. Jangan sampai terjadi oligopoli maupun persaingan usaha yang tidak sehat lainnya (akibat merger dan tinggal 3 pemain saja),” imbuhnya.

Dampak Keuangan

Sementara itu, secara fundamental keuangan, merger XL Axiata dan Smarftren menjadikan entitas baru XLSmart menjadi lebih baik dan sehat secara fundamental keuangan.

Berdasarkan asumsi laporan keuangan tahun 2024, perusahaan merger XLSmart langsung memiliki nilai gabungan prasinergi mencapai lebih dari Rp104 triliun (US$6,5 miliar).

Merger keduanya pun akan menghasilkan potensi total pendapatan Rp45,4 triliun (US$ 2,8 miliar) dan EBITDA lebih dari  Rp22,4 triliun (US$1,4 miliar). Sementara itu, jumlah pelanggan selulernya meningkat jadi sebanyak 94,5 juta dan punya pangsa pasar 27%.

Sebelum merger, XL Axiata membukukan laba bersih Rp1,33 trillun dari total pendapatan Rp 25,37 triliun tahun 2024 hingga kuartal III. Sedangkan  Sedangan Smartfren masih rugi Rp1 triliun dari toal pendapatan usaha Rp8,54 triliun periode yang sama.

Dua operator lain, Telkom (induk usaha Telkomsel) dan Indosat sudah untung. Telkom bukukan laba bersih Rp17,7 triliun dari total pendapatan Rp112,2 triliun. Begitu juga, Indosat catat laba bersih Rp3,87 triliun dari total pendapatan Rp41,81 triliun pada 2024 hingga September.

Kinerja keuangan 3 operator telko pascamerger XL Axiata dan Smartfren (asumsi tahun 2024):

1. Kinerja XLSmart

Total potensi pendapatan XLSmart Rp45,4 triliun (US$ 2,8 miliar) dan EBITDA lebih dari  Rp22,4 triliun (US$1,4 miliar) pada 2024.

2. Kinerja Telkom (induk Telkomsel)

Telkom bukukan laba bersih Rp17,7 triliun dari total pendapatan Rp112,2 triliun pada 2024 hingga kuartal III.

3. Kinerja Indosat

Indosat catat laba bersih Rp3,87 triliun dari total pendapatan Rp41,81 triliun pada 2024 hingga September. (bdm)

Komentar

Iklan