Infodigital.co.id

Microsoft Hadapi Tudingan Masalah Monopoli

Kantor Microsoft. (Microsoft)

Jakarta, ID Microsoft, raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), sedang menghadpi tudingan monopoli pada bisnis lisensi komputasi awan (cloud) dan perangkat lunak Microsoft, layanan keamanan siber (cybersecurity), dan penawaran artificial intelligence (AI).

Kali ini,  Komisi Perdagangan Federal AS (Federal Trade Commission) Tengah menyelidiki tudingan kasus tersebut. Microsoft pun masuk dalam lima perusahaan teknologi besar bersama Amazon, Apple, Meta, dan Google yang berada dalam pengawasan serupa, beberapa tahun terakhir.

Kantor berita Bloomberg disebut pertama kali melaporkan berita tersebut dan The Verge telah mengonfirmasi penyelidikan dari seseorang yang mengetahui masalahnya, yang tak mau disebutkan namanya untuk berbicara dalam penyelidikan rahasia.

Penyelidikan pun sudah mencakup ‘ratusan halaman’ dan berpuncak pada diskusi informal selama setahun terakhir dengan para pesaing dan mitra Microsoft.

“Salah satu fokusnya, bagaimana Microsoft menggabungkan produktivitas perangkat lunak dan keamanan dengan produk cloud Azure-nya,” ungkap sumber, dikutip InfoDigital.co.id, Minggu (1/12/2024).

Ketertarikan FTC terhadap bisnis cloud Microsoft makin meningkat dan menyelidikinya setelah adanya beberapa insiden keamanan yang berdampak kepada produk-produknya.

Hal tersebut terutama karena Microsoft menjadi pemasok utama perangkat lunak untuk lembaga-lembaga pemerintah AS. Namun, FTC dan Microsoft menolak berkomentar ketika dikonfirmasi.

Dewan Peninjau Keamanan Siber (Cyber ​​Safety Review Board) Pemerintah AS, pada awal tahun ini, sempat menyimpulkan bahwa ‘budaya keamanan Microsoft belum memadai dan memerlukan perbaikan, terutama mengingat sentralitas perusahaan dalam ekosistem teknologi gobal.

Segera setelah itu, CEO Satya Nadella mengeluarkan memo kepada karyawan yang berbunyi, “Jika Anda dihadapkan pada trade-off antara keamanan dan prioritas lainnya, jawaban Anda jelas: lakukan keamanan.”

Pernah Kejadian

Jika FTC nantinya sampai mengajukan gugatan ke pengadilan, hal ini akan mengembalikan Microsoft ke posisi yang pernah dialaminya dan terjadi di masa lalu.

Microsoft pernah menghadapi gugatan antimonopoli dari Departemen Kehakiman AS (Department of Justice/DoJ) pada akhir tahun 1990-an atas bundling browser web dan sistem operasi Windows.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar perusahaan berhasil lolos dari pengawasan antimonopoli. Hal ini telah dialami oleh Amazon, Apple, Meta, dan Google, yang masing-masing berjuang melawan tuduhan monopoli Pemerintah AS.

Sementara itu, dalam masa transisi,  mayoritas anggota Partai Demokrat di FTC segera berubah ketika Presiden terpilih Donald Trump dilantik pada Januari 2025.

Dia pun kemungkinan akan memilih satu dari dua komisaris Partai Republik di FTC saat ini untuk menjabat sebagai penjabat ketua. Dan pada akhirnya, Trump akan mencalonkan ketua atau komisaris baru untuk lembaga tersebut yang sejalan dengan kepentingannya.

Karena itu, bukan tidak mungkin FTC akan melanjutkan penyelidikannya. Karena, DoJ dan FTC terakhir di bawah kepemimpinan Trump,  pernah mengajukan gugatan antimonopoli terhadap Google dan Meta. Jadi, kita tungga saja kelanjutannya. (dmm)

 

Komentar

Iklan