Pemerintah Komitmen Lindungi Anak dan Perempuan di Ruang Digital
Jakarta, ID – Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), menegaskan komitmennya dalam melindungi kaum perempuan dan anak-anak dari maraknya kejahatan siber di ruang digital.
Perkembangan ruang digital telah menimbulkan dua potensi dampak yang saling bertentangan. Di satu sisi, perkembangannya membuka peluang ekonomi besar. Di sisi lain, penggunanya, termasuk perempuan dan anak, rawan menjadi korban kejahatan di ruang digital (siber).
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyampaikan, risiko dan tantangan negatif yang dihadapi saat berinteraksi di dunia digital perlu dimitigasi, terutama untuk kelompok rentan seperti perempuan dan anak.
“Kekerasan berbasis gender online, penyalahgunaan teknologi seperti deepfake, pemalsuan informasi, dan serangan siber juga banyak menyasar kelompok perempuan dan anak,” tutur Nezar, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (26/11/2025).
Hal itu disampaikan oleh Wamenkomdigi dalam ‘Seminar Peran Strategis BPK dalam Mendorong Sinergisme Kebijakan, Program dan Kegiatan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Menuju Indonesia Emas 2045’ di Auditorium BPK RI, Jakarta Pusat.
Karena itu, Kemkomdigi pun menegaskan komitmennya untuk mewujudkan ruang digital yang aman dan nyaman untuk siapa pun, termasuk perempuan dan anak-anak.
Salah satu bentuknya, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas).
PP Tunas yang digodok oleh Kemkomdigi dengan kementerian dan lembaga terkait memberikan perlindungan terhadap anak di ruang digital dan meningkatkan tanggung jawab kepada penyelenggara sistem elektronik (PSE) untuk memastikan konten di platformnya sesuai usia pengguna.
Nezar juga meminta PSE yang belum memiliki tanda daftar (terdaftar) di Indonesia agar segera memenuhi kewajibannya dengan mendaftarkan diri sesuai ketentuan yang berlaku.
Dampak Ekonomi Positif
Sementara itu, Wamenkomdigi juga berharap, dampak positif dari perkembangan ruang digital perlu dioptimalkan ketika dampak negatifnya terus diperangi dan diminimalisasi.
Sebab, perkembangan ruang digital telah terbukti menghadirkan peluang ekonomi positif yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendapatkan penghasilan dari profesi-profesi jenis baru.
Platform media sosial dan e-commerce telah mentransformasi UMKM yang sebagian besar dikelola oleh perempuan untuk mengembangkan usahanya melalui internet.
Tidak hanya untuk orang dewasa, anak-anak pun turut memanfaatkan internet/ruang digital sebagai tempat belajar hal-hal baru untuk dijadikan modal keahlian saat memasuki dunia kerja.
Nezar Patria mencontohkan kesuksesan para konten kreator di media sosial telah memotivasi anak-anak masa kini untuk memiliki cita-cita yang sama.
“Semakin banyak anak Indonesia yang aktif berkarya sebagai konten kreator di berbagai platform. Bahkan kalau kita tanya cita-citanya apa? Menjadi konten kreator, menjadi YouTuber,” ujar Nezar.
Dia menegaskan, terlepas dari potensi dampak negatifnya, platform digital telah memberikan dampak positif yang besar dalam meningkatkan ekonomi perempuan dan kemampuan anak-anak di Tanah Air. (bdm)




