Kampus Kunci Cetak 9 Juta Talenta Digital
Jakarta, ID – Kampus perguruan tinggi diyakini menjadi kunci bagi Indonesia untuk bisa mencetak kebutuhan 9 juta talenta digital hingga tahun 2030 atau 600 ribuan per tahun.
Riset World Bank dan McKinsey memperkirakan, Indonesia butuh lebih dari 9 juta talenta digital sejak tahun 2015 hingga 2030, khususnya di bidang AI, data, dan otomasi industri.
Hanya saja, Indonesia masih kesulitan memenuhi dan mencapai target talenta digital tersebut. Sebab, dari total kebutuhan talenta digital yang mencapai rata-rata 600 ribuan per tahun, saat ini baru terpenuhi sekitar 200 ribuan per tahun.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) akan menjadi mitra strategis bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia, termasuk dalam berkontribusi melahirkan banyak talenta digital.
“Di 2030 kita membutuhkan 9 juta talenta digital. Saat ini, jumlahnya masih jauh dari cukup. Kampus punya peran besar untuk melahirkan tenaga ahli AI yang berkualitas dan beretika,” jelas Nezar, dalam ‘Galeri PJTT UT & UIGM National Meeting 2025’ di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (25/9/2025).
Dia menjelaskan, perguruan tinggi (PT) disebutnya punya peran sentral dalam riset, inovasi, dan penciptaan talenta digital untuk mendukung transformasi digital nasional. Perannya pun masih perlu ditingkatkan dalam penciptaan talenta digital.
“Perguruan tinggi punya posisi yang sangat strategis. AI bisa menjadi mitra penting dalam riset dan inovasi, sekaligus membantu memecahkan persoalan akademik,” tuturnya.
Menurut Nezar, ada tiga potensi utama pemanfaatan AI di kampus. Pertama, pemanfaatan AI untuk personalisasi pembelajaran melalui Intelligent Tutoring System.
Kedua, optimalisasi Ai untuk efektivitas asesmen dan monitoring dengan feedback berbasis data. Ketiga, peningkatan kualitas institusi lewat profiling dan prediksi mahasiswa.
Namun, ia mengingatkan adanya tantangan serius seperti bias algoritma, halusinasi data, hingga penyalahgunaan dalam karya ilmiah dalam pemanfaatan AI yang perlu selalu dikritisi.
Selain itu, masih ada masalah terkait kesiapan infrastruktur, pemerataan akses internet, serta kompetensi sumber daya manusia juga menjadi pekerjaan rumah.
Peta Jalan AI
Wamenkomdigi menyampaikan, pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital, tengah menuntaskan penyusunan Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional.
Dokumen tersebut akan menjadi dasar regulasi dan kebijakan agar pemanfaatan AI di Indonesia berjalan sesuai prinsip kemanusiaan, etika, dan keberlanjutan.
“Kami berharap peta jalan ini segera menjadi peraturan resmi. Dengan begitu, Indonesia punya arah yang jelas untuk mengembangkan dan mengadopsi AI secara bertanggung jawab,” pungkas Nezar. (bdm)
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now