Microsoft: AI Ubah Cara Kerja Orang Indonesia

Jakarta, ID – Microsoft, rakasasa teknologi asal Amerika Serikat, merilis laporan Work Trend Index 2025. Teknologi AI disebut telah mengubah lanksap bisnis dan cara kerja orang Indonesia. Kolaborasi antara manusia dan AI pun diperlukan.
Laporan Microsoft mengungkap, karena kehadiran AI, 97% pemimpin bisnis di Tanah Air meyakini bahwa tahun 2025 ini menjadi momentum untuk meninjau ulang strategi dan operasional bisnis secara inti. Angka ini melampaui hasil tren global.
Menurut Microsoft, perubahan tersebut pun bukan hanya soal tren teknologi semata, melainkan juga sebuah perubahan yang telah berdampak terhadap cara orang bekerja guna membuka potensi ekonomi baru berbasis AI.
Karena itu, diperlukan mindset baru yang memadukan kepemimpinan manusia dan bantuan intelligence on tap, di mana wawasan dan kapabilitas manusia didukung sepenuhnya oleh AI.
Kolaborasi tersebut membuka jalan bagi terbentuknya struktur baru yang beroperasi dengan alur kerja cerdas, tim kerja yang dinahkodai oleh agen AI, serta peran baru manusia yang dikenal dengan istilah agent boss.
Hal itu disebut dengan ciri khas perusahaan masa depan yang dalam laporan Microsoft disebut sebagai Frontier Firm.
“Frontier Firm bukan hanya perihal model bisnis baru, melainkan peluang besar bagi Indonesia untuk melangkah lebih jauh lagi,” ujar President Director of Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (23/6/2025).
Menurut dia, hal tersebut terkait dengan era ketika AI mengubah setiap aspek pekerjaan. Momen yang justru memberikan kita kesempatan untuk melampaui batasan yang ada dan mendorong adanya terobosan untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi.
Dengan mindset dan investasi yang tepat, perusahaan di Indonesia dapat memanfaatkan kolaborasi antara manusia dan AI untuk menciptakan alur kerja yang benar-benar berbeda, yang lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih berdampak.
“Inilah cara kita membangun bisnis yang berdaya saing global sekaligus mencerminkan kecerdasan serta ambisi luhur kita,” imbuhnya.
Laporan Frontier Firm
Sementara itu, laporan yang berjudul ‘2025: The Year the Frontier Firm is Born’, didasarkan survei terhadap 31.000 orang di 31 negara, termasuk Indonesia, menyorot tren ketenagakerjaan dan perekrutan di LinkedIn, serta analisis triliunan sinyal produktivitas Microsoft 365.
Laporan mengungkap, bagaimana perusahaan tengah berevolusi dari struktur hierarki yang tradisional menjadi ekosistem yang lebih leluasa dan disokong oleh AI.
Keberadaan tim hybrid, yang terlahir dari kolaborasi manusia dan agen AI, memungkinkan perusahaan bergerak lebih cepat, mengambil keputusan yang lebih baik, dan menciptakan nilai tambah di setiap jenjang pekerjaan.
Proses menjadi sebuah Frontier Firm berlangsung dalam tiga fase utama. Pertama, AI berperan sebagai asisten yang membantu untuk mengerjakan pekerjaan repetitif dan meningkatkan efisiensi kerja.
Selanjutnya, agen AI tersebut mulai mengambil peran yang lebih spesifik sebagai rekan kerja digital untuk mendukung aktivitas seperti riset atau perencanaan proyek.
Di fase akhir, agen AI mulai mengelola alur kerja secara mandiri, sementara manusia berfokus pada strategi dan turun tangan hanya jika diperlukan.
Dengan mengadopsi model Frontier Firm, perusahaan di Indonesia memiliki peluang unik untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi di berbagai sektor, seperti layanan keuangan, layanan publik, serta usaha kecil dan menengah (UMKM).
Pada akhirnya, semua itu akan turut mendorong pertumbuhan inklusif dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. (bdm)