44% Pebelanja Online Gunakan Video untuk Belanja
Jakarta, ID – Laporan e-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, menyoroti potensi video commerce dalam mengubah lanskap e-commerce. Pasalnya, 44% pebelanja online kini menggunakan video dalam proses berbelanja.
Persaingan ketat tengah terjadi di bisnis perdagangan secara eletronik (e-commerce). Tetapi, sektor ini di Indonesia tetap tumbuh 11% YoY pada 2024 untuk mencapai gross merchandise value (GMV) US$ 65 miliar.
“Di tengah pertumbuhan ini, baik pemain lama maupun baru makin berfokus pada video commerce agar tetap kompetitif,” ungkap Country Director Google Indonesia Veronica Utami, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (18/11/2024).
Video commerce merupakan cara menjual barang dengan memanfaatkan video untuk menampilkan dan menjual produk. Tren ini telah menjadi sangat populer di kalangan konsumen Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
“Video commerce pun sudah terbukti mampu meningkatkan engagement dan mempengaruhi keputusan pembeli,” tuturnya.
Menurut dia, kontribusi video commerce pada GMV e-commerce total di Asia Kawasan Tenggara pun telah naik hampir 5 kali lipat, dari tidak sampai 5% tahun 2022 menjadi 20% pada 2024.
“Lonjakan video commerce ini menunjukkan pentingnya strategi konten video untuk mendorong engagement konsumen secara efektif,” ucap Veronica.
Sementara itu, seiring dengan makin ketatnya persaingan, pemanfaatan konten interaktif yang bersifat lokal berperan penting bagi platform yang ingin menarik dan mempertahankan perhatian konsumen.
Penggunaan strategi berbasis video pun akan makin krusial untuk menjaga pertumbuhan dan daya saing bisnis e-commerce.
Ekonomi Digital RI
Sementara itu, masih dalam laporan yang sama, geliat bisnis e-commerce disebut masih menjadi penggerak dan kontributor utama ekonomi digital Indonesia yang ditopang oleh penetrasi internet terus membaik.
Bisnis e-commerce di Tanah Air mampu berkontribusi US$ 65 miliar atau 72,22% terhadap total nilai ekonomi digital US$ 90 miliar pada 2024. Sisanya dikontribusi bisnis perjalanan online, keuangan digital, transportasi online, pegiriman makanan, dan media online.
Menurut laporan e-Conomy SEA 2024, ekonomi digital Indonesia diproyeksi mencapai GMV US$ 90 miliar pada 2024. Nilainya terbesar di kawasan Asia Tenggara dan naik US$ 10 miliar (13%) dibandingkan tahun 2023 masih US$ 80 miliar.
Ke depan, ekonomi digital dan bisnis e-commerce di Indonesia pun diyakini masih akan tumbuh lebih baik karena ditopang oleh adopsi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). (dmm)