Infodigital.co.id

2024, Laba Bersih XL Axiata Rp1,8 Triliun

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini. (Dok XL Axiata)

Jakarta, IDPT XL Axiata Tbk (kode saham EXCL) berhasil meraih pertumbuhan kinerja positif dan solid sepanjang tahun 2024. Perseroan berhasil meraup laba bersih mencapai Rp1,85 triliun, naik 45% dibandingkan tahun 2023 (year on year/YOY).

Laba XL Axiata itu didapatkan dari pertumbuhan pendapatan yang meningkat 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY), mencapai Rp 34,40 triliun.

Kemudian, peningkatan pendapatan tersebut mendorong pertumbuhan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earning before interest, taxes, depreciation, and dmortization/EBITDA). EBITDA pun mencapai Rp17,88 triliun, tumbuh 13% YoY, dengan EBITDA margin yang meningkat menjadi 52%.

Hingga periode akhir 2024, XL Axiata juga berhasil meningkatan average revenue per user (ARPU) menjadi Rp 43 ribu. Kenaikan ARPU ini seiring dengan pertumbuhan trafik data yang meningkat 9% YoY, mencapai 10.547 Petabytes.

Hal itu mendorong kenaikan kontribusi pendapatan layanan data dan digital hingga mencapai sebesar 92% dari total pendapatan 2024. Sementara itu, peningkatan trafik tidak terlepas dari kuatnya basis pelanggan berkualitas sebanyak 58,8 juta.

“Kami berhasil melalui tahun 2024 yang penuh tantangan ekonomi secara nasional dan global dengan kinerja yang cukup solid, dengan pendapatan yang terus meningkat serta EBITDA dan laba bersih yang tumbuh double digit,” ujar Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (5/2/2025).

Menurut dia, peningkatan sarana digital, kualitas infrastruktur jaringan, serta adopsi teknologi yang relevan di semua lini bisnis telah menjadi kunci keberhasilan kami.

“Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga mendorong peningkatan trafik data yang signifikan,” imbuhnya.

Efisiensi

Dian menambahkan, keberhasilan kinerja sepanjang tahun 2024 tidak terlepas dari upaya perusahaan dalam meningkatkan efisiensi di setiap lini bisnis dengan cermat.

Salah satu langkah yang diambil adalah mengoptimalkan pengeluaran untuk keperluan penjualan dan pemasaran yang berhasil ditekan hingga 15%.

Selain itu, biaya infrastruktur bisa diturunkan hingga 2%, dengan perusahaan lebih berfokus untuk meningkatkan site profitability serta menerapkan strategi jaringan yang lebih efisien dan efektif.

Dengan demikian, XL Axiata mampu mengendalikan kenaikan belanja/biaya operasional (operational expenditure/opex), sehingga tetap lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan.

Upaya yang berhasil itu merupakan modal untuk melangkah positif guna melanjutkan inovasi dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan pada industri telekomunikasi Tanah Air. (bdm)

Komentar

Iklan