1 dari 5 Pasangan di Jabodetabek Sewa Rumah
Jakarta, ID – Saat ini, 1 dari 5 pasangan di Jabodetabek memilih untuk menyewa rumah atau kos (co-living), berdasarkan riset terbaru yang dilakukan Cove, perusahaan teknologi properti (proptech) yang mengusung konsep flexible co-living bersama platform riset Populix.
“Para pasangan muda berusia 21-40 tahun kini yang paling banyak menyewa kamar/rumah di Kota Jakarta, diikuti oleh Kota Bogor, dan Kota Depok,” ungkap Country Director of Growth and Regional VP of Online Marketing Cove Dian Paskalis, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (21/11/2024).
Mayoritas (69%) pasangan di Jabodetabek, yang merupakan bagian dari segmen menengah ke atas serta masih menyewa tempat tinggal, menghabiskan Rp 3-4 juta untuk co-living.
Riset juga menemukan bahwa kamar dengan estetika dan siap dihuni memiliki nilai tambah. Pasangan rela membayar lebih jika mendapatkan co-living modern serta bersih, dan mendapatkan perabot tambahan seperti kulkas dan TV.
Sementara itu, dalam co-living, pasangan memperhatikan jarak ke kantor, tempat hangout, dan transportasi umum. Selain itu, mereka mempertimbangkan kemudahan mobilitas, keamanan lingkungan yang baik, dan tidak rawan macet.
Keadaan Ekonomi
Sementara itu, keadaan ekonomi memiliki peran yang kuat dalam pemilihan tempat tinggal sewa. Sebanyak 50% pasangan yang co-living menyatakan alasan utama sewa karena kondisi keuangan yang belum memadai untuk membeli rumah permanen.
Karena kondisi itu, mereka pun masih berencana untuk tetap menyewa tempat tinggal hingga 5 atau 10 tahun ke depan.
“Berkeluarga membuat hunian jadi prioritas penting, namun perlu disadari bahwa kepemilikan rumah membutuhkan proses panjang dan komitmen besar,” tutur Dian.
Sementara itu, dari seluruh kamar Cove yang dihuni oleh dua orang, 70% di antaranya ditempati oleh pasangan.
Hal itu menunjukkan bahwa co-living menjadi alternatif hunian untuk gaya hidup urban di Jabodetabek selama pasangan berproses menuju kepemilikan rumah.
Jadi Alternatif
Dengan Jakarta sebagai pusat ekonomi nasional, Jabodetabek kini memang memiliki tingkat hunian dan harga beli hunian yang tinggi. Karena itu, sewa hunian menjadi alternatif yang bisa lebih diterima agar tetap bisa tinggal.
Pada 2023 saja, jumlah kumulatif penduduk di Jabodetabek diperkirakan mencapai 30,2 juta jiwa dengan kisaran pertambahan 1,47-1,5% per tahun, menurut Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, 2024.
Dengan kepadatan tersebut, permintaan hunian tentunya menjadi membludak. Karena itu selain rumah kontrakan dan apartemen, kini, menyewa co-living dipertimbangkan oleh lebih dari 20% pasangan di Jabodetabek.
Cove bersama Populix melakukan riset pada Januari 2024 kepada 207 orang di Jabodetabek berusia 18-45 tahun yang memutuskan untuk tinggal di hunian berbasis sewa dengan biaya minimal Rp 3 juta per bulan.
Riset itu dilakukan menggunakan metode kuantitatif untuk mempelajari pengalaman, preferensi, dan perilaku responden untuk hunian berbasis sewa. (dmm)