YouTube Kenalkan Galeri Video Kesehatan Mental Remaja
Jakarta, ID – YouTube, platform berbagi video dari Google, memperkenalkan fitur galeri video kesehatan mental untuk remaja yang berisi informasi kredibel dari sumber terpercaya, seperti tentang depresi dan kecemasan.
Galeri video kesehatan mental untuk remaja di YouTube dirancang untuk memberikan pengalaman khusus sesuai usia pengguna pradewasa. Fitur ini akan dihadirkan pertama kali di Indonesia dan sembilan negara yang lain.
Director and Global Head of Healthcare and Public Health Partnerships at YouTube and Google Dr Garth Graham mengatakan, selama lebih dari satu decade, YouTube sebenarnya telah merancang fitur dengan pengalaman khusus yang sesuai usia bagi pengguna pra-dewasa.
“Hari ini (Rabu, 15/10/2025), kami mengumumkan penawaran terbaru, konten kesehatan mental di platform khusus yang dibuat untuk remaja,” ungkap Dr Garth Graham, dikutip InfoDigital.co.id.
Remaja kini pun akan melihat galeri video dari sumber tepercaya saat mencari informasi sesuai usianya tentang topik kesehatan mental umum, seperti depresi, kecemasan, ADHD, dan gangguan pola makan.
“Tujuan kami adalah memudahkan mereka menemukan informasi kredibel yang disesuaikan dengan tahap perkembangan hidupnya,” imbuhnya.
Di negara-negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris Raya, Kanada, Prancis, Jerman, Korea, Jepang, Kanada, Australia, Meksiko, dan Indonesia, galeri ini akan mulai diluncurkan untuk remaja dalam beberapa minggu mendatang.
Kontennya pun nanti harus berdasarkan bukti, berfokus pada remaja, dan menarik agar video memenuhi syarat untuk disertakan dalam galeri yang segera diluncurkan.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut, YouTube bekerja sama dengan organisasi dari seluruh dunia yang berspesialisasi dalam memberikan informasi kesehatan mental bagi remaja untuk membuat video.
Semua organisasi yang dilibatkan memahami pentingnya menjangkau remaja di platform yang digunakan anak-anak muda untuk mencari informasi, salah satunya YouTube.
Gangguan Khusus
Dr Garth Graham pun menjelaskan alasan, kenapa YouTube tertarik menghadirkan fitur baru tersebut. Sekarang, informasi tentang kesehatan mental diakuinya mudah diakses di berbagai media sosial.
Namun, sebagian besar kontennya masih berfokus pada gangguan yang umum. Sementara itu, gangguan yang lebih jarang dan khusus seperti skizoafektif, ODD, ADHD, atau PMDD seringkali tidak banyak dibahas.
Melalui video edukasi kesehatan mental, YouTube pun berharap bisa melihat dampak positif yang luar biasa.
Hal tersebut terutama ditujukan bagi orang tua dan remaja yang baru saja mendapatkan diagnosis dari psikiater, akhirnya bisa memahami makna dari diagnosis tersebut setelah menonton video.
Selain itu, YouTube disebutnya bukan sekadar platform berbagi video, tapi juga menjadi ‘jembatan’ antara ilmu medis dan pemahaman yang lebih baik masyarakat.
“(YouTube jadi) tempat di mana edukasi bisa menyentuh hati, membantu orang mengenali dirinya, dan memulai proses penyembuhan dengan lebih sadar,” pungkas dia. (dmm)
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now