Bagikan:

Jakarta, IDPT XL Axiata Tbk (EXCL) bertekad menggalakkan dan mewujudkan Zero Waste to Landfill atau tak ada sampah dari aktivitas perusahaan yang dibuang sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA).

XL Axiata menggulirkan hal itu dengan memanfaatkan momentum perayaan ulang tahun yang ke-28 dengan menegaskan kembali komitmen terhadap program keberlanjutan.

Manajemen XL Axiata menegaskan komitmennya dalam pengelolaan sampah di hadapan sekitar 4.000 karyawan dan keluarga yang hadir pada perayaan HUT ke-28 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (12/10/2024,.

Direktur & Chief Enterprise Business and Corporate Affairs Officer XL Axiata Yessie D Yosetya pun menegaskan, program Zero Waste to Landfill akan menjadi sebuah langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan lingkungan guna mengurangi jejak karbon.

“Melalui inisiatif ini, XL Axiata menegaskan komitmennya untuk menjaga bumi dengan bertanggung jawab,” ujar Yessei, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (21/10/2024).

Karena itu, manajemen XL Axiata mengajak seluruh yang hadir pada HUT ke-28 itu untuk ikut dalam proses pemilahan sampah menjadi beberapa kategori, seperti organik, nonorganik, dan plastik.

Kemudian, sampah diproses secara terpisah untuk didaur ulang menjadi refuse derived fuel (RDF). “Karena, setiap langkah kecil menuju keberlanjutan sangatlah berarti bagi masa depan kita bersama untuk Bumi #JadiLebihBaik,” tuturnya.

Gandeng Waste4Change

Selama acara HUT itu berlangsung, XL Axiata pun bekerja sama dengan Waste4Change, sebuah perusahaan layanan pengolahan sampah.

Dengan melakukan pengelolaan sampah secara baik, perseroan berharap seluruh sampah yang dihasilkan dari acara perayaan HUT ke-28 tidak berakhir di TPA.

Guna memungkinkan proses daur ulang yang lebih efisien, sampah dari acara HUT XL Axiata tersebut dipilah menjadi tiga kategori, yaitu organik, nonorganik, dan plastik.

Waste4Change memiliki fasilitas pemulihan material untuk memastikan seluruh sampah yang dihasilkan diolah dengan baik sesuai dengan kategorinya.

Kemudian, residu dari sampah tersebut diubah menjadi RDF yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

Hasil dari program itu pun menunjukkan kerja sama kedua pihak pada acara HUT XL Axiata ke-28 berhasil mengelola sekitar 1,2 ton sampah. Sampah terdiri atas kertas 31%, plastik 28%, residu 38%, dan organik 2%.

Kemudian, sebanyak 60% di antaranya bisa didaur ulang, termasuk gelas, logam, plastik, dan kertas. Sebanyak 2% sampah organik diolah melalui kompos dan 38% residu diubah menjadi RDF. (dmm)