Infodigital.co.id

Rukita Dorong Lahan Nganggur Jadi Bisnis Kos

Properti Rukita Asri Living Jagakarsa. (Dok Rukita)

Jakarta, ID – Rukita, pionir aset manajemen dan penyedia hunian coliving modern di Indonesia, menawarkan solusi konkret bagi  pemilik tanah/bangunan menganggur untuk dijadikan bisnis kos berbasis coliving.

Jadi, alih-alih dibiarkan kosong dan berisiko diambil alih negara atau disita negara, aset tanah/properti nganggung bisa disulap menjadi sumber penghasilan pasif yang menjanjikan melalui model bisnis kost modern berbasis coliving.

Coliving merupakan konsep hunian di mana beberapa orang tinggal bersama dalam satu tempat, berbagi ruang bersama seperti dapur, ruang tamu, dan fasilitas lainnya, sambil tetap memiliki kamar pribadi.

Namun, coliving bukan sekadar tempat tinggal, tetaapi juga menawarkan gaya hidup dan komunitas yang menarik bagi generasi muda urban.

Dengan desain modern dan fasilitas lengkap (Wi-Fi cepat, laundry, keamanan 24 jam), coliving bisa menjadi solusi hunian masa kini sekaligus peluang investasi jangka panjang.

“Properti bukan hanya tempat tinggal, tapi aset yang jika dikelola dengan tepat, bisa menjadi mesin penghasil keuntungan jangka panjang,” ujar VP Marketing Rukita Lika Aprilia Samiadi, dikutip InfoDigital.co.id, sabtu (19/7/2025).

Di tengah perubahan regulasi saat ini, pemilik lahan harus mulai memikirkan cara-cara produktif untuk mengelola asetnya, dan coliving bisa jadi jawaban.

Jika pembaca memiliki lahan kosong, tanah telantar. atau bangunan yang tidak produktif dan tertarik untuk mengubahnya menjadi sumber penghasilan pasif, Rukita bisa menjadi mitra.

Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di industri real estate, tim Rukita akan membantu menyusun strategi bisnis dan konsep properti menjadi coliving sesuai dengan kondisi aset serta tren pasar terkini.

Sebelumnya, Mentri ATR/BPN Nusron Wahid menyampaikan rencana pengambilalihan tanah bersertifikat atau Sertifikat hak milik (SHM) yang dibiarkan menganggur selama dua tahun berturut-turut.

Hal tersebut mengacu regulasi dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2021. Karena itu, Nusron menilai negara bisa mengambil alih tanah bila tidak dimanfaatkan selama kurun waktu tertentu.

Bisnis Menguntungkan

Rukita menilai bahwa bisnis kos dan coliving tetap relevan dan menjanjikan di tahun 2025. Karena, tren hunian yang terus bergeser menuju sewa jangka panjang yang fleksibel.

Hal tersebut pun ditunjukkan dengan occupancy rate di Rukita rata-rata sekitar 90% yang menunjukkan demand coliving yang sangat tinggi.

Data internal Rukita juga menunjukkan bahwa 55% penghuni kos dan coliving berasal dari Gen Z (di bawah usia 27 tahun), 45% Milenial, dan 15% pasangan muda yang menyewa rata-rata 12 bulan.

Dengan harga properti yang terus naik dan sulitnya akses KPR (sekitar 40% pengajuan ditolak), banyak orang kini memilih sewa hunian seperti coliving.

Selain itu, coliving terus berkembang karena beberapa alasan, yakni tingkat permintaan tinggi di lokasi dekat kampus, kawasan bisnis, dan kawasan industri.

Alasan lainnya, pendapatan pasif stabil berkat okupansi jangka panjang, investasi dengan risiko rendah dan nilai aset yang terus naik, peluang diversifikasi pendapatan dari layanan tambahan seperti laundry, F&B, dll.

Selanjutnya, fleksibilitas skala bisnis yang bisa ditingkatkan sesuai kapasitas lahan. Terakhir, pengelolaan mudah berkat layanan manajemen properti dari Rukita. (bdm)

Komentar

Iklan