Infodigital.co.id

Program Gencarkan Bidik Inklusi Keuangan 98%

Peluncuran Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan). Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan Gencarkan guna mewujudkan target gaya hidup dan inklusi keuangan sebesar 98% di 2045. (IST)

Jakarta, ID – Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) guna mewujudkan target gaya hidup dan inklusi keuangan sebesar 98% di 2045.

Gencarkan merupakan sinergi dan kolaborasi seluruh anggota Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI). Program OJK ini untuk mengakselerasi peningkatan gaya hiudp, literasi, dan inklusi keuangan masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tingkat inklusi keuangan nasional dalam 10 tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan dan ditargetkan mencapai 90% akhir 2024.

“Capaian baik ini merupakan hasil kerja keras seluruh anggota DNKI, pelaku usaha sektor keuangan, sektor swasta, mitra pembangunan pemerintah, serta seluruh pemangku kepentingan di bawah Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI),” jelas AIrlangga, dalam acara pencanangan Gencarkan di Jakarta Utara, Kamis (22/08/2024).

Sebagai Ketua DNKI, Airlangga Hartarto pun menyatakan telah melaksanakan berbagai program guna meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air. Selama 2023, ada edukasi keuangan yang menjangkau lebih dari 10 juta peserta.

Untuk program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) juga sudah dijalankan, dan secara kumulatif sejak 2015, telah berhasil membuka sekitar 58 juta rekening atau 86% dari total pelajar di Indonesia.

Selain itu, program pemberdayaan aset tidak berwujud telah banyak membantu masyarakat dan pelaku usaha mikro dan mecil (UMK) dalam mengakses layanan keuangan formal.

Inovasi teknologi pada sistem pembayaran seperti QRIS juga sudah mencapai lebih dari 45 juta pengguna dan uang elektronik juga telah digunakan oleh sekitar 156,4 juta pengguna.

“Pengembangan layanan keuangan digital dan fintech saat ini telah mendorong perluasan akses pada layanan keuangan formal ke masyarakat yang secara tradisional terhambat untuk memperoleh layanan keuangan,” tutur Airlangga.

Halaman: 1 2
Komentar

Iklan