Bagikan:

Pelaku Kejahatan

Durov pun mengakui, meskipun 99,999% pengguna Telegram sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kejahatan. Hanya 0,001% kelompok yang terlibat dalam aktivitas terlarang menciptakan citra buruk bagi keseluruhan platform.

“Itulah sebabnya, tahun ini, kami berkomitmen untuk memoderasi Telegram dari area kritik agar menjadi pujian,” imbuhnya.

Diluncurkan pada 2016, Telegraph memungkinkan siapa pun secara anonim membuat postingan, mengunggah media, dan kemudian, membagikan halaman web di media sosial atau Telegram.

Namun, peneliti keamanan melaporkan, pelaku kejahatan menggunakan Telegram untuk melakukan penipuan phishing dengan membuat halaman arahan situs web palsu, atau pemberitahuan yang menipu pengguna agar membocorkan informasi pribadi.

Karena itu, Telegram pun telah menghapus fitur ‘People Nearby’, yang memungkinkan satu pengguna menemukan dan mengirim pesan ke pengguna lain. Fitur tersebut ‘punya masalah dengan bot dan penipu’ yang digunakan oleh kurang dari 0,1% pengguna. (bdm)