Infodigital.co.id

Orang Indonesia Miliki 356 Juta Ponsel

Smartphone dan ponsel fitur. (Dok Medium)

Jakarta, ID – Orang Indonesia diperkirakan memiliki 356 juta perangkat telepon seluler/ponsel jadul/fitur (feature phone) dan ponsel pintar (smartphone) yang terhubung ke jaringan telekomunikasi seluler pada awal 2025.

Orang di Tanah Air memiliki ponsel sebanyak itu dan melebihi jumlah penduduk 285 jutaan karena setiap orang menggunakan lebih dari satu ponsel untuk terhubung ke jaringan/layanan koneksi layanan seluler.

Karena itu, jumlah smartphone yang terhubung jaringan seluler di Indonesia melebihi total populasi. Misalnya, orang yang sama mungkin memiliki satu ponsel untuk terkoneksi ke jaringan seluler untuk penggunaan pribadi, tetapi juga menggunakan koneksi ponsel terpisah untuk aktivitas kerja.

“Meningkatnya penggunaan eSIM telah mempermudah hal ini (kepemilikan ponsel) beberapa tahun terakhir,” ungkap Data Reportal, mengutip data dari GSMA Intelligence, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (7/4/2025).

Angka-angka GSMA Intelligence tersebut pun menunjukkan bahwa koneksi seluler di Indonesia setara dengan 125% dari total populasi pada Januari 2025.

Melihat tren dari waktu ke waktu, jumlah sambungan ponsel ke jaringan seluler di Indonesia tersebut telah meningkat 5,7 juta (1,6%) ketika dibandikan antara awal tahun 2024 dan awal 2025.

Sementara itu, data GSMA Intelligence juga menunjukkan bahwa 96,4% koneksi perangkat ponsel ke jaringan seluler di Indonesia mayoritas sekarang sudah merupakan layanan data/internet (broadband) yang berjaringan 3G, 4G/LTE, dan 5G.

Karena itu, perangkat yang terhubung ke jaringan seluler belum selalu menggunakan data seluler (internet). Misalnya, beberapa paket langganan ponsel mungkin hanya mencakup akses ke layanan suara (telepon) dan SMS atau masih menggunakan ponsel jadul/fitur (feature phone).

Internet di Indonesia

Pada saat laporan Data Reportal dibuat, data terakhir yang tersedia menunjukkan bahwa terdapat 212 juta pengguna internet di Indonesia pada Januari 2025. Artinya, tingkat penetrasi internet di Tanah Air mencapai 74,6% dari total penduduk.

“Sementara itu, analisis Kepios menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat 17 juta (8,7%) ketika dibandingkan antara Januari 2024 dan Januari 2025,” ungkap Data Reportal.

Sebagai perspektif tambahan, tingkat adopsi internet di Indonesia (persentase total populasi yang menggunakan internet) meningkat secara relatif sebesar 7,9% selama periode yang sama.

Sebaliknya, angka tersebut juga menunjukkan bahwa 72,2 juta orang di negeri ini belum menggunakan layanan internet pada awal 2025. Dengan kata lain, 25,4% penduduk masih offline atau menggunakan ponsel fitur.

Namun, Data Reportal juga mengakui, kompleksitas yang terkait dengan pengumpulan dan analisis data pengguna internet yang lebih akurat diperlukan waktu beberapa bulan sebelum penelitian siap dipublikasikan.

Akibatnya, angka terbaru yang diterbitkan untuk penggunaan internet mungkin belum menggambarkan kenyataan sebenarnya saat ini. Bisa jadi, tingkat aktual untuk adopsi internet dan pertumbuhan tahun ke tahun mungkin lebih tinggi daripada angka-angka tersebut.

Kecepatan Internet

Sementara itu, angka-angka yang diterbitkan oleh Ookla juga menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus membaik pada awal 2025 dibandingkan setahun lalu.

Kecepatan unduhan (download) internet seluler rata-rata melalui jaringan data seluler mencapai 29,06 mega byte per second (Mbps) dan kecepatan unggah (upload) internet tetap rata-rata 32,05 Mbps.

Data Ookla mengungkapkan bahwa kecepatan unduhan internet seluler rata-rata di Indonesia meningkat 4,53 Mbps (18,5%) dalam dua belas bulan hingga Januari 2025.

Sementara itu, data perusahaan menunjukkan bahwa kecepatan upload koneksi internet di Indonesia meningkat 3,71 Mbps (13,1%) selama periode yang sama. (bdm)

Komentar

Iklan