Infodigital.co.id

Omzet 500 Bisnis Keluarga Global Capai US$8,8 Triliun

Kantor Walmart Inc, perusahaan AS dengan pendapatan terbesar dunia. (Dok Walmart Corporate)

Jakarta, ID – Perusahaan milik keluarga terus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi global pada 2025. Sebanyak 500 bisnis keluarga di dunia menghasilkan omzet pendapatan US$8,8 triliun, meningkat 10% dari indeks tahun 2023 dan mempekerjakan sekitar 25 juta orang di 44 yurisdiksi.

Pendapatan agregat dari bisnis tersebut jika dibandingkan dengan PDB menurut negara setara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia hanya di bawah AS dan Tiongkok.

Temuan tersebut dipublikasikan dalam 2025 EY and University of St Gallen Global 500 Family Business Index yang merupakan pemeringkatan dua tahunan dari 500 bisnis keluarga terbesar di dunia berdasarkan pendapatan.

Sementara itu, pada peringkat pertama, Walmart Inc, Perusahaan ritel asal Amerika Serikat yang didirikan keluarga Walton tahun 1962, menjadi perusahaan dengan omzet pendapatan terbesar, yakni US$648,13 miliar dan memperkerjakan 2.149.000 karyawan.

“Untuk melanjutkan pertumbuhan, penting bagi perusahaan keluarga untuk memperhatikan risiko geopolitik global di masa depan serta evolusi teknologi baru, seperti kecerdasan buatan dan memanfaatkan peluang yang muncul akibat gangguan tersebut,” ujar EY Asean Family Enterprise Leader Low Bek Teng, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (10/4/2025).

Sementara itu, Eropa masih menjadi kawasan dengan perusahaan milik keluarga terbanyak (47%) dalam indeks, diikuti oleh Amerika Utara (29%), dan Kawasan Asia (18%).

Mengenai sektor industri, ritel memiliki representasi terbesar memimpin dengan 20%. Lalu,  diikuti oleh konsumen sebagai sektor terbesar kedua (19%), ketiga adalah manufaktur canggih (15%), dan keempat mobilitas (9%).

Menurut penelitian tersebut, 17 perusahaan keluarga di Asia Tenggara berhasil masuk dalam daftar 500 teratas, termasuk Indonesia (2), Malaysia (3), Filipina (5), Singapura (3) dan Thailand (4). Dua dari Indonesia, yakni PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PR Bank Central Asia/BCA (BBCA) masuk di dalamnya.

Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan pendapatan lebih dari US$146 miliar dan mempekerjakan hampir 875.000 orang dibandingkan dengan US$119 miliar dan hampir 850.000 orang tahun 2023.

Pertumbuhan dan Warisan

Meskipun lingkungan bisnis saat ini penuh tantangan, merger dan akuisisi (merger and acquisition/M&A) tetap menjadi landasan strategi pertumbuhan dan modal bagi jenis perusahaan ini dengan 500 perusahaan teratas berada di posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang.

Sebanyak 47% terlibat dalam satu atau lebih transaksi dalam dua tahun terakhir, dan dari transaksi yang tercatat, 34% menyelesaikan transaksi melebihi US$250 juta.

Melihat nilai jangka panjang dan memiliki pendekatan inovatif merupakan hal yang memberi bisnis keluarga sebuah keuntungan strategis dan menjelaskan mengapa 34% perusahaan memiliki warisan lebih dari 100 tahun dan 85% telah beroperasi selama lebih dari 50 tahun.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang berbasis di Jepang telah beroperasi selama lebih dari 400 tahun dan dua perusahaan Eropa telah beroperasi selama lebih dari 300 tahun.

“Sumber modal mereka yang beragam dan kesiapan untuk melakukan merger dan akuisisi memungkinkan mereka untuk memanfaatkan peluang strategis dan mengarungi periode pertumbuhan yang lambat,” ungkap EY EMEIA Family Enterprise and EY Global NextGen Leader Lauri Oinaala. (bdm)

Komentar

Iklan