Nilai Bisnis Video OTT RI Tembus Rp23 Triliun
Jakarta, ID – Nilai pendapatan/bisnis platform konten video melalui jaringan internet (over the top/OTT video) di Indonesia (RI) diproyeksikan mencapai US$1,41 miliar (Rp23,38 triliun) pada 2025 dan terus bertumbuh mencapai US$ 1,91 miliar (31,67 triliun) tahun 2030.
Data-data tersebut dirangkum dari riset Statista, lembaga konsultan dan riset industri yang berkantor pusat di Jerman. Data berasal dari perusahaan layanan OTT yang melayani konsumennya (business to consument/B2C).
Semua angka itu mengacu pada pengeluaran konsumen untuk barang/jasa digital OTT atau langganan di pasar masing-masing. Pengeluaran ini sudah memperhitungkan diskon, margin, dan pajak.
Saat ini, pasar video OTT di Tanah Air diramaikan oleh pelaku global/multinasional maupun lokal. Dua pemain multinasional yang banyak penontonnya antara lain Netflix dan Disney+ Hotstar. Sedang pemain lokal di antraranya Vidio (Emtek Group) dan MAXstream (Telkomsel).
Riset Statista menyebutkan, berdasarkan data update Oktober 2025, pendapatan pasar video OTT Indonesia diproyeksikan mencapai US$1,41 miliar tahun 2025 ini.
Nilainya diperkirakan terus berkembang mencapai US$1,91 miliar pada 2030, atau dengan tingkat pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR 2024-2029) sebesar 6,44%.
“Pasar video OTT di Indonesia mengalami pertumbuhan moderat didorong oleh meningkatnya penetrasi internet, perubahan preferensi konsumen terhadap konten, serta makin populernya model berlangganan yang terjangkau serta opsi yang didukung iklan,” ungkap Statista, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (8/11/2025).
Dalam ulasannya, Statista menyebut, dari total pendapatan/nilai bisnis pasar video OTT di Indonesia yang diproyeksikan mencapai US$1,40 miliar pada 2025, kontribusi dari pendapatan periklanan mencapai nilai US$783,74 juta.
Jumlah pengguna video OTT Indonesia diperkirakan mencapai 197,87 juta pengguna tahun 2030. Sementara itu, penetrasi pengguna diproyeksikan sebesar 55,18% pada 2025 dan diantisipasi meningkat menjadi 67,73% pada tahun 2030.
Di sisi lain, pendapatan rata-rata per pengguna (average revenue per user/ARPU) di pasar video OTT Indonesia diproyeksikan mencapai US$8,99 pada 2025.
Lebih lanjut, pangsa pasar penggunaan vidio OTT di Indonesia diperkirakan mencapai 26,0% dari pasar video streaming (SVoD) dan wilayah terpilih, namun masih mengacu data tahun 2023.
“Di Indonesia, pasar video OTT mengalami pertumbuhan signifikan karena produksi konten lokal juga makin diminati oleh beragam pemirsa regional,” imbuh Statista.
Konten Lokal dan Seluler
Masih menurut Statista, preferensi pelanggan konsumen video OTT di Tanah Air makin tertarik pada konten yang beragam. Selain itu, konten lokal cukup diminati yang mencerminkan perpaduan pengaruh budaya dan penceritaan daerah.
Yang tak kalah penting, perkembangan pasar video OTT juga ditopang oleh meningkatnya jumlah penonton pada perangkat seluler (ponsel dan tablet) di Indonesia.
Hal tersebut telah mendorong preferensi konsumen terhadap kebutuhan konten video dengan format lebih pendek dan ringan yang selaras dengan gaya hidup yang sibuk, terutama di kalangan demografi yang lebih muda.
Selain itu, semakin diterimanya model platform OTT yang didukung oleh iklan menunjukkan keinginan untuk berinteraksi dengan merek dengan imbalan konten gratis, yang menyoroti hubungan yang terus berkembang antara konsumen dan pengiklan di ruang digital.
Di Indonesia, pasar video OTT juga dibentuk oleh geografi sebagai negara kepulauan dan keragaman budaya etnis, sehingga mengakibatkan permintaan yang kuat terhadap konten yang relevan secara wilayah.
Dengan lebih dari 17.000 pulau, penceritaan lokal Indonesia beresonansi dengan audiens, sehingga memungkinkan beragam narasi yang mencerminkan tradisi dan bahasa lokal.
Selain itu, kerangka regulasi dan kebijakan Pemerintah Indonesia telah mendorong produksi konten video OTT lokal telah makin mendorong kreativitas dan kemitraan. (dmm)
Nilai Bisnis OTT Video RI
| No | Tahun | Nilai (US$ Juta) | Persen (%) |
| 1 | 2030 | 1.910 | 6,44 |
| 2 | 2029 | 1.758,39 | 5,14 |
| 3 | 2028 | 1.672,37 | 5,42 |
| 4 | 2027 | 1.586,25 | 5,75 |
| 5 | 2026 | 1.499,93 | 6,39 |
| 6 | 2025 | 1.409,79 | 7,36 |
| 7 | 2024 | 1.313,10 | 9,22 |
| 8 | 2023 | 1.202,19 | 5,14 |
Sumber: Statista, Oktober 2025
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now



