Nego Akuisisi Lambungkan Saham DATA 98%

Jakarta, ID – Negosiasi penjualan 40% saham pengandali PT Remala Abadi Tbk (kode saham DATA) dengan PT Iforte Solusi Infotek, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk yang berkode saham TOWR, rupanya telah melambungkan saham DATA 98,7% dalam sebulan terakhir.
Ketika Inforte dan Remala menandatangani perjanjian pengambilalihan 40% tepat pada 23 Desember 2024, saham DATA masih pada harga Rp770. Sebulan kemudian, saham DATA telah melambung/naik Rp760 (98,7%) ke level penutupan Rp1.530 pada perdagangan Selasa (21/1/2025) sore.
Ketika kita lihat chart harga, sekitar 3 pekan, 23 Desember 2024 hingga 13 Januari, pergerakan saham DATA sebenarnya masih cenderung flat pada posisi terendah Rp755 dan tertinggi Rp770.
Namun, dalam hampir 1,5 pekan terakhir, 13 Januari-21 Januari, saham DATA langsung melambung dari harga Rp770 ke level penutupan Rp1.530. Sementara itu, pada perdagangan, Selasa (21/1/2025), saham DATA menguat Rp305 (24,90%) ke level Rp1.530.
Ketika otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menanyakan kenaikan saham DATA pada 14-15 Januari 2025, dari harga Rp770 ke Rp940, naik Rp170 (22,08%), Direktur Utama Remala Richard Kartawijaya mengaku tak memiliki/mengetahui adanya adanya informasi/fakta materiil yang dapat mempengaruhi nilai efek (saham) DATA.
Namun, Richard juga mengakui adanya proses negosiasi pengambilalihan 40% saham Remala yang dimiliki pemegang saham mayoritas Remala, yakni Verah Wahyudi dan Jimmy Anka, oleh Iforte.
“Perseroan saat ini tidak memiliki informasi yang dapat mempengaruhi nilai efek, selain dimulainya proses negosiasi perjanjian pengikatan jual-beli saham antara Verah Wahyudi dan Jimmy Anka selaku pemegang saham Perseroan (Remala) dengan Inforte,” ungkap Ricard, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (22/1/2025).
Sementara itu, pada periode yang sama, hal berbeda dialami saham TOWR. Dalam sebulan terakhir, saham TOWR hanya menguat Rp5 (0,75%) ke posisi Rp670. Harga sahamnya bergerak flat di level tertinggi Rp675 dan terendah Rp660.
Negosiasi Akuisisi Saham
Sementara itu, Sarana Menara pun telah melaporkan negosiasi pengambialihan 40% saham milik pengendali Remala oleh Iforte kepada manajemen BEI pada Senin (20/1/2025).
Sementara itu, dalam laporan bulanan registrasi pemegang efek yang disampaikan Remala kepada BEI pada 9 Januari 2025, Verah Wahyudi diketahui menguasai 1.076.758.300 (78,31%) saham Remala. Saham, sisanya 298,241,700 (21.69%) dimiliki oleh publik dan direksi.
“iForte dan para penjual telah menandatangani perjanjian pengikatan jual- beli pada 23 Desember 2024, yang akan menjadi dasar negosiasi lebih lanjut terkait dengan rencana pengambilalihan,” ungkap Corporate Secretary Sarana Menara Monalisa Irawan, dalam laporan kepada BEI.
Sebagaimana informasi yang disampaikan oleh Iforte, tujuan dari rencana pengambilalihan untuk pengembangan usaha serta memperluas jaringan usaha dalam rangka memperkuat posisi bisnis grup pembeli (Iforte) di bidang digital infrastruktur telekomunikasi.
Sebab, Sarana Menara dan Iforte diketahui memiliki bisnis utama (core business) sebagai penyedia layanan investasi dan jasa penunjang telekomunikasi.
Di sisi lain, Remala punya core business penyedia layanan internet (internet service provider/ISP), layanan konsultasi TI, jaringan tetap berbasis kabel, dan jaringan tetap berbasis tanpa kabel. (bdm)