Meta akan Optimasi Chatbot AI di Media Sosialnya

Jakarta, ID – Meta Platforms Inc, raksasa teknologi global yang dikomandoi Mark Zuckerberg dan mengoperasikan WhatsApp, Facebook, dan Instgaram, akan megoptimasi chatbot berbasis AI untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan pada media sosialnya tersebut.
Bayangkan ketika sedang mengirim pesan kepada beberapa teman di aplikasi Facebook Messenger atau WhatsApp, dan Anda mendapatkan pesan yang tidak diminta dari chatbot AI yang terobsesi dengan film.
“Saya harap Anda menjalani hari yang harmonis!” tulisnya. “Saya ingin bertanya, apakah Anda baru saja menemukan soundtrack atau komposer favorit baru. Atau mungkin Anda ingin beberapa rekomendasi untuk acara menonton film berikutnya? Beri tahu saya, dan saya akan dengan senang hati membantu!”
Itulah contoh nyata dari apa yang mungkin dikirim oleh persona chatbot AI bernama ‘Sang Maestro Keajaiban Film (The Maestro of Movie Magic)’ sebagai pesan proaktif di Messenger, WhatsApp, atau Instagram, menurut pedoman dari firma pelabelan data Alignerr yang dilihat oleh Business Insider.
Melalui dokumen yang bocor, Business Insider tahu bahwa Meta tengah bekerja sama dengan Alignerr untuk melatih chatbot AI yang dapat disesuaikan, serta menghubungi pengguna tanpa diminta dan menindaklanjuti percakapan sebelumnya.
Meta pun mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah menguji pengiriman pesan tindak lanjut tersebut yang dipandu AI kepada TechCrunch.
Namun, Chatbot AI hanya akan mengirimkan tindak lanjut dalam waktu 14 hari setelah pengguna memulai percakapan dan jika pengguna telah mengirimkan sedikitnya lima pesan ke bot dalam jangka waktu tersebut.
Meta juga mengatakan bahwa chatbot tidak akan terus mengirimkan pesan jika tidak ada respons terhadap tindak lanjut pertama.
Pengguna pun dapat merahasiakan bot mereka, atau membagikannya melalui cerita, tautan langsung, dan bahkan menampilkannya di profil Facebook atau Instagram.
“Ini memungkinkan Anda untuk terus menjelajahi topik yang menarik dan terlibat dalam percakapan yang lebih bermakna dengan AI di seluruh aplikasi kami,” kata juru bicara Meta, dikutip InfoDigital.co.id, Jumat (4/7/2025).
Mirip Character.AI dan Replika
Teknologi tersebut mirip dengan yang ditawarkan oleh perusahaan rintisan AI, seperti Character.AI dan Replika. Kedua perusahaan memungkinkan chatbot untuk memulai percakapan dan mengajukan pertanyaan agar dapat berfungsi sebagai pendamping AI.
CEO baru Character.AI Karandeep Anand bergabung dengan tim bulan Juni 2025 lalu, setelah menjabat sebagai VP produk bisnis Meta. Namun, ‘chatbot keterlibatan’ juga disertai risiko.
Character.AI sedang menjalani gugatan hukum aktif setelah tuduhan bahwa salah satu bot perusahaan tersebut berperan dalam kematian seorang anak laki-laki berusia 14 tahun.
Karena itu, Meta memperingatkan bahwa respons AI mungkin tidak selalu akurat atau tidak tepat, sehingga tidak boleh digunakan untuk membuat keputusan penting/panduan mutlak.
“Obrolan dengan AI khusus tidak dapat menggantikan saran profesional. Anda tidak boleh mengandalkan obrolan AI untuk saran medis, psikologis, keuangan, hukum, atau jenis saran profesional lainnya,” ungkap Meta.
Di permukaan, inovasi tersebut sejalan dengan upaya Mark Zuckerberg untuk memerangi ‘wabah kesepian’.
Pendapatan AI
Sementara itu, dalam dokumen pengadilan yang dibuka April 2025, Meta memperkirakan bahwa produk AI generatifnya akan mengamankan pendapatan sebesar US$2-3 miliar tahun 2025, dan hingga US$1,4 triliun pada 2035.
Sebagian besar pendapatan tersebut akan berasal dari perjanjian pembagian pendapatan Meta dengan perusahaan yang menjadi tuan rumah koleksi model Llama terbuka. Perusahaan tersebut mengatakan asisten AI-nya pada akhirnya dapat menampilkan iklan dan menawarkan opsi berlangganan.
Namun, Meta masih menolak berkomentar atas pertanyaan, bagaimana rencananya untuk mengomersialkan chatbot AI-nya, apakah rencananya untuk menyertakan iklan atau balasan bersponsor. (bdm)