Infodigital.co.id

Masyarakat RI Makin Terbuka dengan Kripto

Ilustrasi mata uang kripto. (Tastycrypto)

Jakarta, ID – Survei terbaru menyebutkan terkait meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia (RI) terhadap mata uang digital (kripto). Keamanan dan pendidikan menjadi prioritas utama di tengah menurunnya kepercayaan pada layanan keuangan tradisional.

Hal itu merupakan survei dari Consensys, perusahaan perangkat lunak blockchain dan web3 terkemuka di balik MetaMask, dompet digital self-custodial, bekerja sama dengan YouGov.

Hanya saja, peningkatan kesadaran belum sejalan dengan tingkat pemahaman. Survei komprehensif ini melibatkan 1.041 responden Indonesia berusia 18-65 tahun.

“Setiap tahun, kami terus melihat tren positif untuk pertumbuhan dan adopsi kripto, web3, dan blockchain,” ungkap Co-Founder Ethereum dan Founder dan CEO Consensys Joseph Lubin, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (11/12/2024).

Survei menyebutkan, kesadaran publik RI terhadap mata uang kripto naik 4% dibandingkan tahun lalu, menempati peringkat kedua tertinggi di Asia bersama Korea Selatan, setelah Turki.

Namun, meskipun kesadaran meningkat, 63% responden mengakui belum sepenuhnya memahami konsep mata uang kripto.

Hal itu menunjukkan perlunya pemberdayaan masyarakat Indonesia melalui pendidikan yang sederhana dan mudah diakses agar lebih percaya diri dalam menghadapi era digital dan dunia mata uang kripto.

Keamanan

Seiring meningkatnya kesadaran, survei juga menyoroti bahwa keamanan tetap menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia terkait mata uang kripto.

Meskipun terdapat penurunan kecil sebesar 3% dibandingkan tahun lalu, Indonesia tetap menjadi negara paling sadar keamanan kripto di Asia, dengan 89% responden memperhatikan keamanan transaksi dan investasi.

Fokus tersebut menegaskan pentingnya upaya berkelanjutan untuk mengatasi kekhawatiran ini dan membangun kepercayaan terhadap sistem desentralisasi.

Keuangan Tradisional

Survei juga mengungkapkan penurunan signifikan kepercayaan terhadap institusi keuangan tradisional dan layanan internet di Indonesia. Kepercayaan terhadap institusi keuangan, termasuk bank, layanan pinjaman, dan investasi, turun sebesar 14%.

Saat ini, hanya 66% masyarakat Indonesia yang menganggap sistem tradisional tersebut penting.

Temuan menunjukkan adanya indikasi pergeseran kepercayaan masyarakat dari sistem tersentralisasi, membuka peluang bagi alternatif untuk mendapatkan perhatian pasar jika mereka mampu mengatasi kekhawatiran tentang keamanan.

Tahun 2024 adalah tahun yang monumental bagi kripto karena berbagai alasan. Pemilu presiden AS baru-baru ini dapat mengarahkan pada kejelasan regulasi lebih lanjut.

Saat dunia merangkul potensi desentralisasi dan kripto, industrinya juga siap mendukung dan memberdayakan gelombang pengguna berikutnya melalui pendidikan dan inovasi sambil menyelesaikan beberapa tantangan paling kompleks di dunia. (bdm)

Komentar

Iklan