Infodigital.co.id

Internet Seluler Singapura Terbaik di Asean

Menara-telekomunikasi dan BTS. Jaringan operator telekomunikasi (telko) Tanah Air, yakni Telkomsel dan PT XL Axiata Tbk (EXCL), sudah siap menyambut gelaran balapan motor kelas dunia (MotoGP) di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, pada Jumat-Minggu (27-29/9/2024). (IST)

Jakarta, ID – Kecepatan internet seluler (selullar/mobile broadband) Singapura masih yang terbaik di antara 11 negara di kawasan Asia Tenggara (Asean) pada posisi Desember 2024 mencapai 129,13 mega byte per second (Mbps).

Kecepatan internet di negara jiran Kota Singapura, 129,13 Mbps (38,22%), pada Desember 2024, itu tumbuh  35,71 Mbps dibandingkan Desember 2023 masih 93,42 Mbps.

Dalam lima besar di Asean setelah Singapura secara berurutan, kecepatan internet seluler di Malaysia menempati peringkat kedua 105,36 Mbps, Brunei  102,42 (berbasis data April 2024), Vietnam  86,96 Mbps, dan Thailand 65,47 Mbps.

Hal itu merupakan sebagian dari rangkuman dari data Speedtest Global Index by Ookla Desember 2024 yang mencakup laporan dari 110 negara di dunia yang diukur kecepatan internet selulernya.

Jika kita melihat Indonesia (RI) pada Desember 2024, kecepatan internet selulernya tidak banyak beranjak dari Desember 2023. Peringkat kecepatan internet seluler RI di Kawasan Asie Tenggara hanya pada urutan ke-8.

Rata-rata kecepatan internet seluler di Indonesia hanya tumbuh 3,84 mega byte per second (Mbps) menjadi 28,80 Mbps pada Desember 2024 dibandingkan setahun sebelumnya (Desember 2023) 24,96 Mbps.

Kecepatan internet seluler RI pun hanya lebih baik daripada negara Kamboja, Myanmar, dan Timor Leste. Kecepatan internet seluler di Kamboja 32,27 Mbps pada Desember 2024.

Sementara itu, kecepatan internet seluler di Myanmar 26,05 Mbps dan Timor Leste 5,35 Mbps, masih berdasarkan data April 2024 karena Ookla tidak mengukurnya pada Desember 2024.

Permasalahan geografis dan jumlah penduduk tampaknya telah berpengaruh terhadap kemampuan menyediakan infrastruktur telekomunikasi yang akhirnya berpengaruh pada hasil akhir, yakni kecepatan internet di Kawasan Asia Tenggara.

Singapura paling diuntungkan dalam pembangunan infrastruktur seluler karena merupakan negara kota dan satu pulau seluas kabupetan jika dibandingkan di Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 6 jutaan pada 2024.

Masalah Indonesia

Bandingkan dengan Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang terdiri atas sekitar 17.380 pulau dan memiliki jumlah 281 jutaan populasi akhir 2024 lalu.

Jumlah pulau yang banyak dengan kontur sebagian pegunungan, lembah, dan dipisahkan lautan, serta jumlah penduduk sangat banyak tentu perlu upaya lebih keras untuk membangun kecepatan internet lebih baik. (dmm)

“Iya, memang karena Indonesia negara kepulauan, tidak semua dilayani lastmile (BTS) dan menggunakan serat optik,” ungkap Pengamat Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ridwan Effendi, dikutip InfoDigital.co.id, Selasa (4/2/2025).

Indonesia pun memerlukan investasi kabel darat dan laut yang besar untuk melayani ribuan pulau dan very small aperture terminal (VSAT)/internet satelit untuk internet daerah  terpencil.

Kemudian, bandwidth intenret dibagi-bagi untuk raturan juta penduduk di Tanah Air, sehingga tidak bisa memberikan rata-rata data yang benar-benar dapat melintasi jaringan (throughput) intenet yang besar.

“Sebetulnya, operator telko sudah cukup agresif membangun. Karena itu, sudah waktunya memerlukan jaringan seluler 5G, terutama untuk kota kota besar (yang juga butuh kecepatan internet besar),” pungkas Ridwan. (dmm)

Komentar

Iklan