Infodigital.co.id

Ini Penjelasan Manajemen Saham LINK Naik 13,21%

Logo Link Net. Direksi PT Link Net Tbk (LINK) menjelaskan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait volatilitas dan penguatan saham LINK yang signifikan mencapai 13,21% dan volume yang lumayan besar pada perdagangan Senin (19/8/2024). (Link Net)

Jakarta, ID – Direksi PT Link Net Tbk (LINK) menjelaskan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait volatilitas dan penguatan saham telko LINK yang signifikan mencapai 13,21% dan volume lumayan besar pada perdagangan Senin (19/8/2024).

BEI mencatat, pada Senin (19/8/2024), telah terjadi peningkatan aktivitas dan harga saham telko LINK signifikan. Aktivitas meningkat sebanyak 240.900 saham dengan frekuensi 509 kali dibandingkan hari sebelumnya 13.700 saham dengan frekuensi 36 kali.

Ketika hari itu, harga saham telko LINK pun meningkat Rp 185 atau 13,21% menjadi Rp 1.585 pada perdagangan  Senin (19/8/2024) sore dari harga penutupan hari bursa sebelumnya pada Rp 1.400.

“Perseroan telah menyampaikan keterbukaan informasi kepada pemegang saham pada tanggal 15 Agustus 2024 perihal Penyampaian Keterbukaan Informasi dalam rangka Transaksi Material,” kata Corporate Secretary Link Net Rininta Agustina Widya Pratika, dalam suratnya kepada BEI, Rabu (21/8/2024) sore, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (22/8/2024).

Sementara itu, dalam Keterbukaan Informasi kepada Pemegang Saham, Link Net telah menjelaskan rencana transaksi ServeCo akan dilakukan dengan PT XL Axiata Tbk, yang merupakan pemilik 19,22% saham di dalam Link Net.

Adapun nilai dari rencana transaksi pengalihan ServeCo sebesar Rp 1,87 triliun dan potensi pendapatan dari rencana transaksi sewa aset jaringan fiber optik adalah sebesar Rp 11,06 triliun, sehingga punya total nilai agregat Rp 12,94 triliun.

Sebelumnya, manajemen XL Axiata (EXCL) pun telah mengumumkan rencana pengambilalihan unit bisnis residensial atau B2C dan sewa jaringan milik Link Net  yang juga disebut ServeCo dengan nilai transaksi Rp1,87 triliun, termasuk 750 ribu pelanggan.

Transaksi XL Axiata tersebut untuk merespons peluang besar pada bisnis layanan internet gabungan fixed broadband dan mobile broadband (fixed mobile convergence/FMC) di Tanah Air yang terus meningkat dan Indonesia sudah tertinggal.

Halaman: 1 2
Komentar

Iklan