Huawei Perkuat Kapasitas Santri Digital

Jakarta, ID – Huawei, perusahaan teknologi global asal China, memberikan perhatian khusus untuk digitalisasi keumatan di Indonesia dengan meningkatkan kapasitas santri dengan keterampilan digital (santri digital).
Huawei terus menunjukkan komitmen dan kontribusinya dalam mendukung transformasi digital di Indonesia Memasuki kiprahnya yang ke-25 tahun.
Sejalan dengan nilai-nilai Ramadan yang menekankan kebersamaan dan bagian dari pilar Huawei I Do Care, Program CSR Huawei 2025 pun melaksanakan penyaluran donasi makanan bergizi serta perangkat digital untuk pesantren di 16 kota di Indonesia.
“Kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan Visi Indonesia 2045,” ujar Vice President Huawei Indonesia Kian Chen di acara serah terima donasi bertajuk Sharing Happiness toward Healthy and Better-Connected Communities for Indonesia Vision 2045, dikutip InfoDigital.co.id, Jumat (21/3/2025).
Inisiatif yang menjadi bagian dari Huawei I Do Care itu bertujuan untuk mendukung program Pemerintah Indonesia dalam menciptakan genreasi muda yang sehat dan berkualitas.
Demi mendukung pencapaian Visi Indonesia Emas 2045, Huawei konsisten meluncurkan berbagai inisiatif guna memperkuat ekosistem digital yang inklusif.
Salah satunya, Huawei berkontribusi dalam program pengembangan talenta digital di berbagai pondok pesantren di seluruh Indonesia. Perusahaan terus berupaya meningkatkan akses pendidikan berbasis teknologi bagi para santri.
Digitalisasi Pesantren
Direktur Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Dr Basnang Said, SAg, MAg, menekankan pentingnya digitalisasi di lingkungan pesantren sebagai langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Saat ini, terdapat sekitar 42 ribu pondok pesantren dengan jumlah santri mencapai 4,6 juta jiwa di Tanah Air. Jika dihitung bersama madrasah dan sekolah dalam naungan pesantren, jumlah santri mencapai 18 jutaan jiwa.
Namun, mayoritas pesantren berada di Indonesia berada di wilayah perdesaan dengan keterbatasan akses terhadap teknologi dan infrastruktur yang memadai.
“Karena itu, upaya digitalisasi pesantern harus terus dilakukan seperti yang telah dilakukan Huawei,” ujar Basnang. (dmm)