Hati-hati Berbagi Foto dan Data di Aplikasi AI

Jakarta, ID – Kaspersky, perusahaan konsultan dan penyedia solusi sekuriti siber asal Rusia, mengingatkan kita agar berhati-hati ketika memanfaatkan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk berbagi foto dan data pribadi karena berpotensi pada penyalahgunaan dan penipuan.
Jika tak waspada, data pribadi dan foto kita akan digunakan untuk tujuan penipuan oleh pihak lain. Apalagi, mulai marak penipu/penjahat siber yang memanfaatkan aplikasi AI untuk mengambil data pribadi kita dengan tujuan pemerasan/penipuan.
Group Manager Kaspersky AI Technology Research Center Vladislav Tushkanov menjelaskan, aplikasi transfer gaya yang menerapkan filter gaya pada gambar merupakan teknologi yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Tetapi, dengan model bahasa-visi multimoda, seperti GPT-4o oleh OpenAI, teknologi tersebut kembali populer, sehingga memicu minat baru. Namun, ini juga menimbulkan kerawanan keamanan/perlindungan data pribadi.
“Dan, sejak aplikasi transfer gaya muncul, seperti Prisma atau Vinci, menjadi populer sebagai aplikasi seluler dengan pemrosesan yang terjadi di cloud menggunakan jaringan neural besar, sehingga perdebatan privasinya terus berlanjut,” ungkap Vladislav, dikutip InfoDigital.co.id, Minggu (6/4/2025).
Sementara itu, asisten percakapan, seperti ChatGPT, karena format obrolannya, dapat memberikan kesan ‘kerahasiaan data yang salah’ dari korespondensi pribadi jika kita terlalu terbuka memanfaatkannya.
Meskipun sebagian besar perusahaan aplikasi AI mapan telah memastikan keselamatan dan keamanan data yang mereka kumpulkan dan simpan, bukan berarti perlindungannya bersifat antipeluru.
“Karena masalah teknis atau aktivitas berbahaya, data dapat bocor dan menjadi konsumsi publik atau muncul untuk dijual di situs web bawah tanah khusus,” imbuhnya.
Jaga Data Pribadi dan Akun
Selain itu, akun yang digunakan untuk mengakses layanan dapat diretas jika kredensial atau perangkat pengguna disusupi virus teknologi/malware.
Menurut pakar intelijen Kaspersky Digital Footprint (https://dfi.kaspersky.com/blog/ai-in-darknet), ada banyak unggahan di dark web dan forum peretas sudah banyak yang menawarkan akun pengguna curian untuk dijual melalui layanan AI, yang mungkin berisi riwayat percakapan pribadi dengan chatbot.
Foto, terutama potret, adalah data sensitif, karena menyediakan sejumlah informasi tentang pengguna yang dapat digunakan oleh penjahat dunia maya, misalnya untuk menyamar sebagai mereka di media sosial.
Foto saja memang hampir tidak dapat digunakan untuk melakukan penipuan. Namun, berbagai skema penipuan memerlukan informasi tambahan lebih beragam tentang korban, seperti informasi pribadi, dokumen, dan lainnya.
“Karena itu, penggunaan chatbot untuk membahas masalah pribadi, seperti keuangan atau kesehatan, dapat memberi penjahat dunia maya lebih banyak peluang untuk skema potensial, seperti spear phishing,” tutur Vladislav. (bdm)