Infodigital.co.id

Gim Lokal DreadOut dan Coral Island Mendunia

Gim horor lokal DreadOut yang mendunia. (Dok Digital Happiness)

Jakarta, IDGim buatan pengembang Indonesia mampu menembus pasar global. Dua di antaranya, DreadOut dan Coral Island, gim karya anak bangsa kini bersanding dengan gim-gim global dan digemari jutaan pemain.

Gim DreadOut dirancang oleh Rachmad Imron, asal Bandung dan pendiri Digital Hapipines, sejak tahun 2010 dan diterbitkan pada 2014 dengan total biaya sekitar Rp300 juta.

Alur cerita DreadOut berpusat pada Linda Meilinda, seorang siswi SMA yang memiliki kemampuan supranatural. Bersama teman-teman sekolahnya, Linda tersesat dalam sebuah perjalanan darmawisata hingga tiba di sebuah kota tua yang terbengkalai dan berhantu.

Di kota tersebut, Linda harus menggunakan kekuatan batin dan telepon pintarnya untuk bertahan hidup dan mencari teman-temannya yang hilang, sambil mengungkap misteri di balik kota angker itu.

Sementara itu, Coral Island merupakan gim buatan pengembang Stairway Games yang bermarkas di Yogyakarta. Kabar mengenai gim ini sendiri telah tersiar sejak tahun 2020.

Coral Island adalah gim simulasi pertanian yang kasual dan dinamis yang dikembangkan oleh Stairway Games dari Yogyakarta Pemain berperan sebagai seorang petani untuk mengembangkan pertanian, merawat hewan, dan menjalin hubungan dengan penduduk pulau.

Fenomena dua gim tersebut pun menjadi sorotan dalam gelaran Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2025 di The Stones Hotel, Bali, Kamis-Sabtu (9-11/10/2025, ajang tahunan yang mempertemukan ratusan pengembang gim lokal dengan penerbit, investor, dan media global.

“Gim kini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi menjadi jembatan yang menghubungkan karya generasi muda Indonesia ke pasar global,” kata Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Bali, Sabtu (11/10/2025).

Di tengah ketatnya persaingan industri gim global, dia pun  mengajak para generasi muda untuk berpikir lebih kreatif, berinovasi, dan bekerja keras dalam melahirkan karya-karya gim berkualitas.

Menurut Meutya, dengan semangat generasi muda untuk berkarya, Indonesia akan menjadi pusat industri kreatif digital di kawasan Asia Tenggara.

Menkomdigi pun menegaskan, pemerintah terus mendukung ekosistem gim nasional melalui rangkaian kegiatan IGDX dan platform Garuda Spark Innovation Hub yang baru saja diluncurkan di Kota Bandung dan Jakarta.

Kali ini, IGDX 2025 menghadirkan para pengembang gim dari seluruh Indonesia, salah satunya adalah Adelia Misha, siswi SMP asal Malang, Jawa Timur, yang datang ke Bali menggunakan bus untuk mengikuti IGDX 2025 dan menampilkan karyanya.

Di usianya yang baru menginjak 13 tahun, Misha yang masih duduk di bangku kelas I SMP ini telah melahirkan tiga karya gim. Dalam ajang IGDX 2025, Misha memperkenalkan gim buatannya yang berjudul Mocchi Mitten Bubble Revenge.

Dukungan AGI

Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI) Shafiq Husein menyampaikan kualitas gim karya pengembang lokal kini telah mampu bersaing di pasar global, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

” Hal ini terbukti dengan tiga gim asal Indonesia yang meraih penghargaan di Kuala Lumpur, Malaysia. Dari lima kategori, tiga di antaranya dimenangi oleh kita,” ujar Shafiq.

Shafiq menegaskan, AGI akan terus mendukung pengembang muda seperti Misha serta memperkuat kerja sama dengan pemerintah untuk memajukan industri gim nasional.

“Kami akan terus bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital. AGI berkomitmen melanjutkan perjuangan para pengembang gim dan menjadi jembatan bagi para pemangku kepentingan yang ingin berkolaborasi atau masuk ke industri gim di Indonesia,” tutup Shafiq. (dmm)

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar

Iklan