Gemini Siapkan Fitur Unggahan Video

Jakarta, ID – Gemini, aplikasi pintar berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) milik Google, dikabarkan tengah menyiapkan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah (upload) berkas fail video.
Sampai saat ini, pengguna sudah dapat mengunggah berbagai macam fail ke Gemini, termasuk media dan dokumen. Namun, fitur pengunggah konten video masih menjadi ‘titik buta’ atau belum ada kejelasannya.
Karena itu, jika hal itu bisa segera teralisasi, bukan tidak mungkin, orang-orang akan menggunakan Gemini untuk menganalisis video. Namun, belum diketahui kapan Google akan meluncurkan fitur baru tersebut.
Dalam ulasannya, platform Android Headlines menyebut, dari semua perusahaan yang mengembangkan aplikasi AI dengan fitur yang canggih, melalui Gemini, Google tampaknya berada di urutan teratas untuk rencana peluncuran fitur upload fail video.
“Raksasa pencarian (Google) ini akan memungkinkan pengguna membuat teks, gambar, dan beberapa audio secara gratis, dengan pembuatan video yang akan segera menyusul,” ungkap sumber Android Headlines, dikutip InfdoDigital.co.id, Selasa (8/4/2025).
Menurut penelusuran mendalam APK dari platform Android Authority, tampaknya Google tengah bersiap untuk mengizinkan pengguna mengunggah video ke platform Gemini.
Google disebut sebenarnya telah mencantumkan kode untuk fitur tersebut di versi aplikasi Google saat ini. Tetapi, perusahaan bisa saja dapat mengubah, menghapus, atau melanjutkan rencana fitur ini di masa mendatang.
“Meskipun ini benar, unggahan video adalah salah satu fitur yang paling kami harapkan dari Google untuk dihadirkan ke aplikasi,” ungkap Android Authority.
Android Authority pun mengaku telah menemukan kode yang mengacu dan mengindiksikan kemungkinan rencana adanys fitur unggahan video di versi beta aplikasi Google sebelumnya, yakni dalam versi 16.13.38 beta.
Sementara itu, format fail konten video yang nantinya bisa diunggah ke aplikasi Gemini terdiri atas 3GP, AVI, FLV, MOV, MP4, MPEG, MPG, dan WebM.
Di antara format video tersebut, format yang lebih populer yang digunakan orang seperti MP4 dan MOV. Karena itu, jika perlu menganalisis sebuah konten video, keperluan pembaca kemungkinan besar akan tercakup/terfasilitasi.
Kemungkinan Batasan
Hal yang menarik, Google dapat mengizinkan pengguna Gemini untuk mengunggah lebih dari satu video dalam satu waktu. Bahkan, Google kemungkinan tak akan membatasi berapa banyak video yang diunggah dalam satu waktu.
Tetapi, ada kemungkin durasi gabungan video yang diunggah akan dibatasi. Ada dua string dalam kode yang menunjukkan kemungkinan batasan durasi.
Satu memiliki teks ‘Upload video gabungan Anda harus 1 jam atau kurang (Your combined video uploads must be one hour or less)’ dan yang lainnya memiliki teks ‘Upload video gabungan harus 1 menit atau kurang (Your combined video uploads must be one minute or less)’.
Itu bisa diartikan, pengguna gratis kemungkinan akan dibatasi durasi videonya 1 menit. Sebaliknya, pengguna Gemini Advanced atau berbayar memiliki batas 1 jam untuk unggahan fail video .
Belum diketahui, kapan atau apakah Google akan meluncurkan rencana fitur pada Gemini tersebut dalam waktu dekat. Tampaknya, Google akan terus menguji cobanya dan menunggu respons para pengguna beta, apakah mendapatkan tanggaan positif.
Jika pembaca menunggu informasi kelanjutannya, selalu ada kemungkinan Google akan mengumumkannya pada ajang Google I/O yang pada dasarnya sudah dekat akan digelar.
Perkembangan AI
Platform Android Headlines mengungkapkan telah melihat model AI, termasuk Gemini, menjadi lebih pintar dan memperoleh kemampuan untuk mencerna lebih banyak jenis media sejak ‘ledakan AI’ yang besar dimulai.
Awalnya, chatbot Gemini hanya dapat memahami masukan dan konten yang berbasis teks. Namun, kini, fokusnya mulai pada pengembangan, dan fitur unggahan video dipertimbangkan untuk diluncurkan.
“Beberapa perusahaan mengeluarkan model pembuatan video mereka sendiri. Bersamaan dengan itu, model tertentu dapat memahami video yang Anda unggah kepada mereka,” ungkap Android Headlines.
Seperti yang dapat dibayangkan, dibutuhkan cukup banyak daya pemrosesan untuk memahami perintah video. Karena itu, tak mengherankan, pengembangan fitur baru unggahan video masih sebagai masukan dan belum banyak direalisasikan oleh pengembang aplikasi berbasis AI sampai saat ini. (bdm)