Boeing Diminta Bikin Pabrik Komponen Pesawat di Indonesia

Jakarta, ID – Boeing, perusahaan produsen pesawat terbang asal Amerika Serikat, diminta untuk membangun pabrik komponen di Tanah Air. Pemerintah pun telah bertemu perwakilan Boeing untuk mengembangkan industri dirgantara (aerospace).
Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza saat menerima kunjungan perwakilan Boeing di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Jakarta.
Riza menyampaikan, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi besar di industri dirgantara untuk mengatasi masalah konektivitas dan rantai pasok (supply chain).
Karena itu, Wamenperin mendorong Boeing untuk memperluas kolaborasi dengan Indonesia di beberapa sektor, di antaranya pemberian lisensi untuk industri maintenance, repair, and overhaul (MRO) pesawat terbang, serta pembangunan pusat pelatihan penerbangan di Indonesia.
“Salah satu yang potensial adalah MRO. Indonesia punya GMF AeroAsia dan Batam AeroTechnic yang membutuhkan peningkatan kapabilitas untuk ekosistem industrinya, sehingga Boeing dapat mendukung,” ungkap Riza, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (25/1/2025).
Selain itu, Indonesia membutuhkan pusat pelatihan penerbangan sebagaimana yang telah dilakukan Boeing di India. Untuk lokasinya, kawasan industri di Batam dan Bintan bisa menjadi opsi yang cukup strategis.
Industri MRO Indonesia, melalui GMF AeroAsia dan Batam AeroTechnic menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menjadi pemain di sektor perawatan pesawat.
Namun, sebagian besar pesawat komersial masih melakukan perawatan di luar negeri, di tengah keterbatasan suku cadang yang ada di dalam negeri.
“Karena itu, guna meningkatkan kapabilitas industri MRO, kami menilai perlu adanya tindak lanjut dengan melakukan kerja sama antara Kemenperin dan Boeing dalam bentuk MoU,” ucapnya.
Diharapkan dari MoU tersebut, kolaborasi dengan Boeing bisa makin luas, mulai dari transfer knowledge dan penerimaan tenaga magang, dan juga mencakup asistensi kepada MRO Indonesia dalam meningkatkan kualitas komponen dan sumber daya manusia.
“Di sektor MRO, memang isunya beberapa komponen dan suku cadang harus diimpor dari Amerika Serikat. Nah, apakah ini nantinya bisa diproduksi di Indonesia saja dengan melibatkan industri-industri dalam negeri,” ujar Wamen Riza.
Komitmen Boeing
President of Boeing Southeast Asia, Penny Burtt menuturkan, Boeing berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi di sektor penerbangan komersial bermodalkan pengalaman selama 75 tahun hadir di Indonesia.
Ia juga mengapresiasi pertemuan dengan Wamenperin guna mendengar prioritas pemerintah di bidang pengembangan ekonomi, arah kebijakan industri, serta pengembangan sektor industri dirgantara dan penerbangan.
Burtt menyampaikan, Indonesia punya potensi untuk berkontribusi terhadap pengembangan industri penerbangan yang berkelanjutan.
“Kami juga berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama tersebut dengan perusahaan Indonesia dalam meningkatkan kapabilitas dan membawa mereka menjadi penyedia komponen Boeing global,” ungkap Penny.
Bahan Bakar Ramah
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta menambahkan, Pemerintah Indonesia juga mendorong Boeing untuk memberikan dukungan dalam upaya penggunaan bahan bakar ramah lingkungan untuk menekan emisi karbon di industri penerbangan.
Saat ini, peralihan penggunaan bahan bakar fosil ke bahan bakar berbasis energi hijau (green energy) untuk pesawat terbang masih menjadi tantangan.
“Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi udara dan butuh support Boeing untuk mewujudkan komitmen ini,” tutur Setia Diarta. (ddm)