Infodigital.co.id

Bisnis Startup Ada Sinyal Kebangkitan

Gelaran konferensi tentang startup Tech in Asia. (Dok Tech in Asia)

Jakarta, ID – Industri usaha rintisan berbasis teknologi (startup) di Negara-negara Perhimpunan Asia Tenggara (Asean), termasuk Indonesia, ada sinyal segera bangkit. Para pendiri (founder) saat ini juga sudah  berorientasi bisnis sehat dan keuntungan (profit).

Tech in Asia baru saja merilis laporan bertajuk ‘Vital Signs: The 2025 Tech in Asia Conference Report.

Laporan tersebut didasarkan survei terhadap lebih dari 100 pendiri (founder) dan karyawan perusahaan teknologi (startup) yang berada di Asia Tenggara, terutama dari Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura.

Hasilnya, laporan menunjukkan adanya sinyal penting bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi global sektor industri berbasis teknologi di Asia Tenggara masih menjanjikan dan menunjukkan optimisme.

“Meski proyeksi ekonomi Asia Tenggara pada 2025 melemah, turun dari 4,7% menjadi 4,2%, ekosistem teknologi di kawasan ini justru terus bertumbuh. Nilai ekonomi digital Asia Tenggara mencapai US$263 miliar pada 2024, meningkat 15% dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Chief Operating Officer Tech in Asia Maria Li, dikutip InfoDigital.co.id, Minggu (5/10/2025).

Sinyal kebangkitan diyakini karena sebanyak 59,2% pendiri perusahaan teknologi kini kian mengoptimalkan pertumbuhan (berkelanjutan) maupun profitabilitas.

Sebanyak 27,7% startup pun disebut sudah meraih keuntungan (profit). Sedangkan 23,4% startup lain disebut memperkirakan pencapaian keuntungan dalam setahun ke depan.

Saat ini, pertumbuhan startup di Asia Tenggara masih dibayangi isu tata kelola perusahaan, pendanaan, hingga adaptasi penggunaan artificial intelligence (AI).

Standar tata kelola perusahaan menjadi area yang perlu banyak perbaikan agar ekosistem startup di kawasan Asia Tenggara bisa lebih sehat dan tumbuh berkelanjutan.

Sementara itu, meski iklim pendanaan startup tengah lesu (tech-winter), hampir 40% founder di Asia Tenggara tetap berencana mencari dana pada 2025.

Selain itu, penggalangan modal makin banyak yang mempertimbangkan pendanaan alternatif seperti corporate investment, hibah, dan investor baik  (angel investor).

Pemanfaatan AI

Sementara itu, saat ini, penggunaan teknologi AI di dunia kerja sudah mencapai 95%, tapi ada perbedaan pandangan antara founder dan karyawan startup soal dampaknya.

Meski demikian, sebanyak 68,9% karyawan merasa pekerjaan mereka tidak terancam oleh AI. Hal ini cukup kontras dengan founder (31,9%) yang memperkirakan AI bisa menggantikan 11–30% tenaga kerja.

“Ke depan, kami melihat (startup berbasis) AI akan makin berkembang, mengingat adopsinya yang kian meningkat di sejumlah perusahaan,” tambah Maria.

Halaman: 1 2

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar

Iklan