Bisnis di Indonesia Hadapi 157 Ransomware Tiap Hari

Jakarta, ID – Bisnis di 6 negara di Asia Tenggara (Asean) menghadapi serangan sekitar 370 ransomware atau total 135.274 tahun 2024. Sebanyak 157 di antaranya di Indonesia atau totalnya 157 setiap hari.
Melihat tabel di bawah berita, bisnis di Tanah Air menjadi yang paling banyak diserang ransomware di kawasan. Berikutnya secara berurutan, Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapua.
Data survei Kaspersky menyebutkan, bisnis di Asia Tenggara terus menghadapi lonjakan serangan ransomware yang mengkhawatirkan tahun 2024. Selengkapnya di 6 negara, silakan lihat table di bawah.
Ransomware, seperti namanya, merupakan perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses ke sistem komputer atau mengenkripsi data hingga sejumlah uang (tebusan) dibayarkan. Serangan ini menargetkan baik individu dan perusahaan.
Jadi, secara keseluruhan, solusi Kaspersky yang digunakan oleh bisnis di Asia Tenggara mendeteksi dan memblokir sebanyak 135.274 serangan ransomware antara Januari hingga Desember 2024.
“Dari total 57.000 serangan ransomware pada paruh pertama (semester I) tahun 2024, kelompok ransomware jelas meningkatkan serangan selama enam bulan terakhirnya tahun lalu,” kata Managing Director untuk Asia-Pasifik di Kaspersky Adrian Hia, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (17/4/2025).
Kelompok ransomware memanfaatkan metode serangan makin canggih, sehingga banyak perusahaan di kawasan ini merasakan tekanan karena penyerang mengeksploitasi kerentanan dalam infrastruktur TI dan jaringan perusahaan yang makin kompleks.
Temuan penting lainnya dari Kaspersky menunjukkan bahwa jumlah ransomware di Malaysia mencatat peningkatan sebesar 153% secara tahunan, dengan 12.643 deteksi tahun lalu dibandingkan dengan hanya 4.982 pada 2023.
Sektor Diserang
Insiden ransomware yang terkenal di wilayah Asia Tenggara tahun lalu mencakup serangan terhadap pusat data nasional, penyedia layanan pos, portal pemerintah untuk pekerja asing, dan sektor ritel.
“Kelompok ransomware terus menyempurnakan taktik, mengeksploitasi kerentanan yang diketahui, dan memanfaatkan alat canggih seperti Meterpereter dan Mimikatz untuk mendapatkan akses yang tidak sah,” imbuhnya.
Dengan menargetkan aplikasi yang terhubung ke internet, memanipulasi akun lokal, dan menghindari pertahanan titik akhir, mereka menunjukkan penguasaan yang canggih terhadap kelemahan jaringan.
“Ancaman yang sedang berlangsung menekankan kebutuhan mendesak akan pertahanan keamanan siber yang kuat, karena musuh terus berinovasi dan mengeksploitasi bahkan kerentanan yang paling umum sekalipun,” pungkas Hia. (dmm)
Serangan Ransomware di Asia Tenggara 2024
No | Negara | Tahun 2024 | Per Hari |
1. | Indonesia | 57.554 | 157,68 |
2. | Vietnam | 29.282 | 80,22 |
3. | Filipina | 21.629 | 59,25 |
4. | Thailand | 13.958 | 38,24 |
5. | Malaysia | 12.643 | 34,63 |
6 | Singapura | 208 | 0,56 |
Total | 135.274 | 370,61 |
Sumber: Kaspersky