Bali Towerindo Tuntaskan Refinancing Sukuk Rp 200 Miliar
Jakarta, ID – PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI), emiten penyedia jasa menara telekomunikasi, jaringan fiber optik, dan layanan internet, mengumumkan penuntasan pendanaan ulang (refinancing) Rp 200 miliar Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahun 2022 Seri A.
Perseroan menyebutkan, pendanaan ulang tersebut dilakukan dengan menggunakan dana dari perolehan penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2023 yang senilai Rp 425 miliar.
Tak hanya untuk keperluan refinancing, dana juga digunakan untuk belanja modal dan modal kerja.
Hal itu disampaikan Wakil Direktur Utama dan Corporate Secretary Bali Towerindo Lily Hidayat dalam suratnya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta ditembuskan ke Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Group 2 PT Bursa Efek Indonesia dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk sebagai Wali Amanat.
“Merujuk pada ketentuan Peraturan OJK Nomor 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, maka bersama dengan ini, kami sampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana untuk periode 30 Juni 2024 atas penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap II Bali Towerindo Sentra Tbk,” ungkap Lily Hidayat.
Sementara itu, dalam laporan yang ditabulasikan, perseroan merinci pemanfaatan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2023 tersebut.
Dari total perolehan dana Rp 425 miliar, senilai Rp 3,72 miliar untuk biaya penawaran umum, sehingga menghasilkan nilai bersih penawaran umum Rp 421,28 miliar.
Selanjutnya dari perolehan bersih dana Rp 421,28 miliar, senilai Rp 200 miliar digunakan untuk pelunasan (refinancing) Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahun 2022 Seri A, Rp 77,45 miliar untuk investasi pembangunan jaringan akses fiber ke pelanggan (fiber to the x/FTTX).
Selain itu, senilai Rp 77,45 miliar untuk investasi pembangunan pengganti menara BTS yang memakai jaringan frekuensi udara (micro cell pole/MCP), dan untuk modal kerja Rp 66,38 miliar.
Dicatat BEI Oktober 2023
Bali Towerindo mengumumkan penawaran sukuk ijarah berkelanjutan I Tahap II Tahun 2023 senilai Rp 425 miliar pada September 2023 dan dicatat di Bursa Efek Indonesia pada 12 Oktober 2023.
Perseroan menyampaikan bahwa sukuk ijarah tersebut bagian dari penawaran umum berkelanjutan sukuk ijarah berkelanjutan I Bali Towerindo dengan target dana dihimpun Rp 2 triliun.
Karena itu, sebelumnya, perusahaan pun telah menerbitkan Sukuk Ijarah Tahap I Tahun 2022 senilai Rp 221 miliar.
Ketika itu, Sukuk ijarah Rp 425 miliar diterbitkan tanpa warkat yang ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah sisa imbalan ijarah dengan cicilan imbalan Rp 32,51 miliar per tahun, atau Rp 76,50 juta setiap kelipatan Rp 1 miliar per tahun dari jumlah sisa imbalan ijarah.
Sukuk ijarah yang ditawarkan berjangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal emisi.
Manajemen Bali Towerindo menjelaskan akan memakai dana hasil penerbitan sukuk ijarah tersebut, setelah dikurangi biaya emisi seluruhnya, antara lain untuk refinancing sekitar 47,49%. Selanjutnya, kebutuhan belanja modal perseroan sekitar 36,76%.
“Sisa akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Modal kerja yang dimaksud untuk modal kerja yang dibutuhkan guna melaksanakan kegiatan operasional perseroan sehari-hari,” ungkap manajemen, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
Ketika itu, perseroan memperoleh hasil pemeringkatan yakni A-(sy) atau single A minus syariah dari PT Fitch Ratings Indonesia. Sedangkan yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi antara lain PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas.
Sedangkan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk sebagai wali amanat. Sementara itu, saham BALI diperdagangkan stagnan pada level Rp 925 per saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis (11/7/2024). (abm)