Awas, AI Telah Jadi Senjata Baru Penjahat Siber
Daftar isi:
Jakarta, ID – Awas, Kaspersky, perusahaan konsultan dan penyedia solusi keamanan siber global asal Rusia, mengingatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah menjadi senjata baru penjahat siber yang berpotensi sangat mengancam keamanan siber global.
Teknologi AI pada awalnya dihadirkan sebagai mesin cerdas yang akan membantu dan mempermudah pekerjaan/aktivitas manusia. Tapi, sisi buruknya, penjahat siber juga mulai menjadikan AI sebagai ‘senjata baru yang mematikan’.
Kalangan dunia usaha/pengusaha pun diingatkan untuk waspada dan memperkuat sistem teknologi informasi (TI) internal perusahaannya, termasuk SDM yang mumpuni, agar tak menjadi korban ‘pemerasan’.
Menurut Kaspesky, meskipun menciptakan landasan bagi inovasi dan efisiensi yang lebih tinggi, AI telah menghadirkan ‘peluang baru’ bagi para penjahat dunia maya, mulai dari mengotomatisasi serangan hingga mengakali sistem yang sangat aman.
“AI tidak diragukan lagi merupakan senjata ampuh bagi para peretas dan berpotensi menciptakan skenario yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Perusahaan,” ungkap Tim Riset Kaspesky, dalam ulasannya, dikutip InfoDigital.co.id, Jumat (3/1/2025).
Sebuah studi Kaspesky kepada para profesional InfoSec dari perusahaan menengah dan besar di dunia, pun mengungkapkan bahwa 46% responden yakin, sebagian besar serangan maya dalam 12 bulan terakhir menggunakan teknologi AI dengan beberapa cara.
Kaspersky pun menjabarkan cara para penjahat siber menggunakan AI, konsekuensi yang mungkin dialami perusahaan, dan bagaimana bisnis dapat melindungi infrastruktur mereka.
Waspadai Penjahat Siber Manfaatkan AI:
1. Cara penjahat siber manfaatkan AI
AI memberdayakan penjahat siber untuk menyerang target dengan kecepatan dan ketepatan lebih tinggi. Salah satu transformasi yang paling signifikan dengan cara AI merevolusi kampanye phishing dan rekayasa sosial otomatis.
Dengan alat AI, peretas kini dapat menganalisis data karyawan secara mendalam, mempelajari posisi mereka di perusahaan, pola perilaku dalam komunikasi, dan mengungkap aktivitas media sosialnya untuk menciptakan taktik rekayasa sosial yang personal dan kredibel.
Hal yang mengkhawatirkan, AI juga digunakan oleh penjahat siber untuk menghasilkan konten audio dan video deepfake, meniru suara dan rupa CEO atau eksekutif lain dalam penipuan.
Selain itu, AI membantu penyerang melewati mekanisme keamanan tradisional. Dengan algoritma pembelajaran mesin, penyerang dapat menguji semua kemungkinan varian serangan secara real-time.
Mereka pun punya cara yang lebih efektif untuk menghindari perangkat lunak keamanan dan deteksi firewall.
2. Skala ancaman dan dampak bagi bisnis
Munculnya serangan yang didukung AI berarti semua jenis dan ukuran bisnis kini menghadapi peningkatan risiko. Sebelumnya, beberapa bisnis mungkin tidak dianggap sebagai target potensial.
Tetapi, AI kini memberdayakan penyerang untuk meningkatkan skala operasinya lebih jauh. Mereka dapat menyerang ribuan perusahaan secara bersamaan dengan upaya minimal.
Serangan pun kini dapat digunakan secara lebih efektif sambil menyembunyikan jejak asal tindakan tersebut.
Kerusakan yang terkait dengan serangan yang digerakkan oleh AI, baik finansial maupun reputasi, dapat menjadi parah bagi bisnis. Selain itu, denda kerugian dan biaya hukum, serta kerusakan jangka panjang pada kepercayaan pelanggan sangat merugikan.
3. Bisnis harus lindungi diri sendiri
Untuk melawan ancaman kejahatan dunia maya yang didorong AI, bisnis perlu fokus pada pembangunan kerangka kerja keamanan siber yang komprehensif daripada hanya mengandalkan solusi yang didukung AI.
Meskipun alat AI memainkan peran penting dalam pemantauan waktu nyata dan deteksi ancaman, alat tersebut tidak cukup berdiri sendiri.
Keamanan siber yang efektif memerlukan pendekatan berlapis yang mencakup perangkat keamanan canggih, pelatihan karyawan secara berkala, dan perencanaan respons insiden yang proaktif.
Hanya dengan menggabungkan teknologi, edukasi, dan persiapan yang matang, bisnis dapat membangun pertahanan mumpuni untuk menghadapi tantangan dari ancaman yang digerakkan oleh AI yang kian canggih. (bdm)