Infodigital.co.id

AS Nyatakan DeepSeek Bahayakan Keamanan Nasional

Gedung Putih, Kantor Presiden AS. (Dok The White House)

Hal itu mengemuka setelah para ahli memperingatkan tentang kebijakan penanganan dan penyimpanan data yang tidak jelas dari DeepSeek. Ada juga kekhawatiran terkait kerentanan yang ditemukan dalam kode sumber karena sistem terbukanya.

“Semakin banyak orang yang akan menggunakannya, dan itu akan membuka pintu bagi semakin banyak data pribadi yang diberikan kepada (Partai Komunis China) dan pada dasarnya dikirim ke daratan China untuk dapat memberi tahu tentang aktivitas mereka,” klaim Burley.

Apalagi, ada kebijakan perusahaan yang menyimpan data pengguna DeepSeek ‘di server aman yang berlokasi di Republik Rakyat Tiongkok/China’.

Ross Burley menambahkan bahwa Beijing juga dapat menggunakan UU setempat untuk menerapkan ‘kampanye perubahan perilaku dan  disinformasi’ melalui DeepSeek.

Belajar dari Kasus TikTok

Pada April 2024 lalu, mantan Presiden AS Joe Biden telah menandatangani undang-undang untuk melarang operasi TikTok (Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act),  kecuali ByteDance menjual platform video pendek tersebut kepada perusahaan AS.

Langkah tersebut dilakukan setelah legislator dan pihak berwenang menyatakan keprihatinan mereka terkait keamanan nasional akibat masifnya pengguna TikTok hingga 170 jutaan dan ada dugaan TikTok menjadi kepanjangan China mengumpulkan data warga negara AS.

Faktanya, niat awal untuk melarang platform Tiktok sebenarnya sudah ada sejak masa jabatan Presiden Donald Trump saat periode pertama (20 Januari 2017-20 Januari 2021).

Namun, pada periode keduanya (20 Januari 2025-20 Januari 2029), posisi Trump berubah ingin TikTok bertahan di AS walau syaratnya sama dengan mendivestasi sebagian besar sahamnya ke perusahaan AS dengan memberikan waktu 75 hari ke depan sejak dilantik, 20 Januari 2025.

Kini, Pemerintah AS kembali ‘galau’ dengan kemunculan DeepSeek yang juga digandrungi warganya. Apakah, nasib DeepSeek akan bernasib sama dengan TikTok yang dipaksa mendivestasi sahamnya? Kita tunggu saja. (bdm)

Halaman: 1 2
Komentar

Iklan