AdaKami Manfaatkan AI Tekan Penipuan Digital

Jakarta, ID – AdaKami, platform fintech lending salah satu yang terdepan dari sisi teknologi di Indonesia, telah mengambil langkah proaktif lewat pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan(artificial intelligence/AI) untuk menekan potensi penipuan digital para nasabah.
Dengan pemanfaatan teknologi terkini AI, upaya AdaKamis tersebut pun mampu menangani kasus percobaan pencurian identitas dan mencegah penipuan hingga 95%.
Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega mengatakan, AdaKami telah mengintegrasikan teknologi AI dan mekanisme electronic Know Your Customer (e-KYC) ke dalam proses pengajuan pinjaman.
“Integrasi meliputi mekanisme e-KYC dan teknologi AI yang dapat mendeteksi penipu dengan mengidentifikasi anomali pada latar belakang foto,” ungkap Bernardino, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (15/2/2025).
Mekanisme e-KYC terdiri atas beberapa langkah yang mengharuskan calon peminjam untuk mengunggah salinan kartu identitas dan foto diri.
Selanjutnya, sistem akan memverifikasi data yang diberikan dengan melakukan pengecekan silang dengan database terpercaya/sumber-sumber pemerintah. Algoritma AI bekerja untuk mendeteksi dan menganalisa dokumen dan data biometrik, menandai anomali dan potensi risiko penipuan.
Lebih lanjut, teknologi berbasis AI juga dapat mengidentifikasi gambar atau video yang dimanipulasi dengan mendeteksi inkonsistensi, seperti ekspresi tidak wajar, pencahayaan tidak sesuai, atau inkonsistensi bingkai.
Selain memanfaatkan kedua teknologi tersebut, AdaKami secara rutin mengadakan kegiatan edukasi untuk membekali pelanggan dengan pengetahuan penting tentang perlindungan data.
“Sebagai platform fintech lending, kami berkomitmen untuk melindungi pengguna kami di dunia digital,” imbuhnya.
Keamanan Siber
AdaKami menyadari, saat ini, ragam ancaman digital yang terus berkembang membuat keamanan siber menjadi tantangan utama dalam industri keuangan, khususnya di bidang layanan keuangan digital atau dikenal sebagai fintech.
Penipuan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk yang paling umum adalah phishing dan pencurian identitas dalam bentuk lain. Untuk mengatasi risiko hal tersebut, AdaKami pun memanfaatkan teknologi AI.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), seperti dikutip dalam whitepaper yang diterbitkan oleh perusahaan identitas dan verifikasi global GBG, selama 2023, terjadi peningkatan kasus pencurian identitas 25% di Indonesia yang menyebabkan kerugian lebih dari Rp500 miliar.
“Inilah mengapa keamanan siber merupakan pilar penting bagi keberlangsungan industri,” jelas Bernardino.
Didirikan pada 2018, AdaKami dioperasikan oleh PT Pembiayaan Digital Indonesia, sebuah perusahaan berbadan hukum Indonesia yang berizin dan memenuhi ketentuan yang berlaku di bawah pengawasan OJK.
Memanfaatkan teknologi, AdaKami hadir menjembatani kesenjangan kredit di Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberdayakan jutaan orang. (dmm)