Kaspersky dan ADIGSI Bangun Ketahanan Siber RI

Jakarta, ID – Kaspersky, perusahaan konsultan dan penyedia solusi sekuriti siber global asal Rusia, dan Asosiasi Digitalisasi & Keamanan Siber Indonesia (ADIGSI) bekerja sama untuk membangun dan meningkatkan ketahanan siber Indonesia (RI).
Kaspersky bersama ADIGSI yang didukung Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pun menggelar forum pembahasan strategis bersama narasumber ahli dan praktisi guna mendiskusikan topik keamanan siber secara lebih mendalam.
Forum digelar dengan mengangkat tema CyberSecure 2025: Penguatan Kolaborasi Pemerintah & Swasta Guna Melindungi Masa Depan Digital Indonesia dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi.
Forum strategis tersebut mempertemukan pemerintah, lembaga internasional, serta dunia usaha guna merumuskan solusi inovatif dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks di Tanah Air.
Direktur Urusan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Kaspersky Genie Sugene Gan membuka kegiatan itu dengan membahas tren keamanan siber global yang dapat menjadi referensi bagi Indonesia.
Ia juga menyoroti tantangan dari penggunaan AI, pergeseran ke everything-as-a-service (XaaS), globalisasi rantai pasokan, serta meningkatnya insiden pelanggaran data.
“Kaspersky sangat senang dapat mendukung ADIGSI sejak awal perjalanannya,” ujar Gan, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (15/2/2025).
Selanjutnya, Ketua ADIGSI Firlie Ganinduto menekankan pentingnya kolaborasi strategis antara pemerintah dan dunia usaha dalam membangun ketahanan siber yang selaras dengan strategi nasional.
“Itu penting untuk menjadikan ekonomi digital Indonesia sebagai sumber pertumbuhan baru dan pendorong efektif dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%,” tutur Firlie.
Deputi Keamanan Siber dan Kriptografi untuk Sektor Ekonomi BSSN Slamet Aji Pamungkas menegaskan, dalam pidatonya, kolaborasi strategis antara pemerintah dan dunia usaha sangat penting guna memperkuat ketahanan siber Indonesia.
“Itu pentung terutama di tengah ancaman yang terus berkembang. Regulator dan pelaku industri harus memahami prioritas serta kepentingan masing-masing guna menciptakan solusi dan respons bersama,” ungkap Slamet.
Ekonomi Digital
Sementara itu, ekonomi digital mengalami perkembangan pesat di Indonesia. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperkirakan sektor ini bernilai US$360 miliar tahun 2030 dan memberikan kontribusi 20-30% terhadap PDB nasional.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi digital menunjukan besarnya peluang untuk mendorong perluasan ekonomi dan dukungan terhadap Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.
Meski positif, momentum pertumbuhan ekonomi digital perlu dijaga terutama melalui penguatan pilar utamanya, yaitu kepercayaan (trust) dan keamanan siber yang solid.
Hal itu termasuk di dalamnya kepercayaan atas transaksi digital, perlindungan data, serta keamanan ekosistem online yang sangat penting dalam mendorong inovasi dan investasi. (bdm)