XL Axiata Punya Utang Rp12,5 Triliun

Jakarta, ID – Posisi dan kinerja keuangan PT XL Axiata Tbk (kode saham EXCL) menunjukkan kondisi yang sehat per akhir Desember 2024. XL Axiata punya utang kotor tercatat Rp12,5 triliun dan utang bersih mencapai Rp11,1 triliun.
Sementara itu, rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) XL Axiata berada pada angka 2,5 kali yang mencerminkan manajemen utang yang cermat ( prudent).
“XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi valuta asing yang memberikan stabilitas lebih dalam pengelolaan keuangan,” ungkap Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (5/2/2025).
Dari total pinjaman yang ada, 53% memiliki suku bunga tetap (fixed). Sedangkan sisanya, 47% utang lainnya menggunakan suku bunga mengambang (floating), menunjukkan diversifikasi yang bijaksana dalam struktur pembiayaan.
Kemudian, free cash flow (FCF) XL Axiata juga berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 20% mencapai Rp10,5 triliun. Hal ini sebagai komitmen XL Axiata untuk menjaga likuiditas dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
Laba 2024
Sementara itu, tahun 2024, XL Axiata berhasil meraup laba bersih Rp1,85 triliun, naik 45% dibandingkan tahun 2023 (year on year/YOY).
Laba XL Axiata itu didapatkan dari pertumbuhan pendapatan yang meningkat 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY), mencapai Rp 34,40 triliun.
Hingga periode akhir 2024, XL Axiata juga berhasil meningkatan average revenue per user (ARPU) menjadi Rp 43 ribu. Kenaikan ARPU ini seiring dengan pertumbuhan trafik data yang meningkat 9% YoY, mencapai 10.547 Petabytes.
Hal itu mendorong kenaikan kontribusi pendapatan layanan data dan digital hingga mencapai sebesar 92% dari total pendapatan 2024. Sementara itu, peningkatan trafik tidak terlepas dari kuatnya basis pelanggan berkualitas sebanyak 58,8 juta.
“Kami berhasil melalui tahun 2024 yang penuh tantangan ekonomi secara nasional dan global dengan kinerja yang cukup solid, dengan pendapatan yang terus meningkat serta EBITDA dan laba bersih yang tumbuh double digit,” tutur Dian Siswarini. (ddm)