Infodigital.co.id

Internet di Aceh Alami Gangguan Terparah

Wamenkomdigi Nezar Patria (kanan pojok atas). (Dok Kemkomdigi)

Jakarta, ID – Hingga Rabu (10/12/2025), pukul 00.00 WIB, Provinsi Aceh di pulau Sumatra menjadi wilayah yang paling banyak mengalami gangguan menara BTS terparah, yaitu sebanyak 2.287 BTS dari total 3.414 BTS, atau mencapai 66,99%.

Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) pun saat ini bekerja sama dengan operator telekomunikasi di Tanah Air, tengah fokus memulihkan jaringan dan layanan internet di Sumatra, termasuk Aceh.

Seperti dketahui, tiga provinsi di Sumatra, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat mengalami musibah banjir dan longsor dahsyat pada pada Rabu (26/11/2025) yang dampak ke ganguan layanan telekomunikasi.

Bencana tersebut telah mengakibatkan dampak signifikan ke gangguan layanan telekomunikasi akibat kendala pasokan Listrik, atau putusnya jalur transmisi.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria pun menegaskan, Kemkomdigi terus berupaya memperluas titik layanan akses internet darurat, terutama untuk membuka akses komunikasi di daerah-daerah yang masih terisolir.

“Kita coba pulihkan akses telekomunikasi dulu. Tanpa telekomunikasi kita tidak bisa mengetahui keadaan warga di titik-titik yang terdampak banjir paling parah,” kata Nezar, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (11/12/2025).

Hingga Selasa (09/12/2025), Kemkomdigi pun telah menyediakan 18 titik akses internet darurat dengan menggunakan koneksi satelit Satria 1 dan mendistribusikan 88 perangkat Starlink ke wilayah-wilayah yang membutuhkan, yaitu untuk Provinsi Aceh sebanyak 27 unit, Sumatra Utara 27 unit, dan Sumatra Barat 34 unit.

“Nanti kita coba perluas untuk titik Starlink-nya untuk daerah-daerah yang belum tersentuh. Kalau ada daerah yang jaringannya sudah normal, mungkin Starlink-nya bisa digeser dulu ke daerah lain,” ujarnya.

Perangkat Starlink tersebut didistribusikan langsung kepada pemerintah daerah, BNPB/BPBD, serta organisasi/relawan yang menangani bencana untuk dipasang di titik-titik strategis, seperti kantor pemerintah, posko relawan dan bantuan, lokasi warga terisolasi, serta titik kegiatan masyarakat.

Nezar menegaskan bahwa Kemkomdigi terus berupaya memastikan pasokan listrik tersedia di wilayah-wilayah yang sangat membutuhkan konektivitas.

“Kami berkolaborasi dengan sejumlah lembaga, terutama untuk pasokan listrik, karena kita tidak bisa mengandalkan genset di tengah keterbatasan BBM, jika tidak ada BBM, komunikasi juga terputus,” tandasnya.

Internet Darurat

Untuk memastikan warga terdampak banjir tetap dapat berkomunikasi, Kemkomdigi pun telah mendistribusikan perangkat telekomunikasi berbasis satelit untuk digunakan sebagai akses internet darurat bagi petugas dan masyarakat.

Seorang warga asal Krueng Simpo, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh pun mengatakan, bantuan akses internet dari Kemkomdigi sangat bermanfaat bagi warga untuk berkomunikasi dengan keluarga.

“Orang-orang di sini bisa mengakses internet untuk mengetahui keadaan keluarganya di luar,” ujarnya saat berbincang secara virtual dengan Nezar Patria.

Warga disebutnya sangat membutuhkan fasilitas internet karena lokasinya terisolir pascaputusnya jembatan yang menghubungkan Kecamatan Juli dengan wilayah sekitarnya. (bdm)

Komentar

Iklan