Infodigital.co.id

Rumah Tangga RI Suka Internet Rp100 Ribu

Konferensi pers Surge 2025. (Dok Surge)

Jakarta, ID – Rumah tangga di Indonesia (RI) suka dengan layanan internet residensial (home/fixed broadband) dengan tarif terjangkau rata-rata Rp100 ribu per bulan dan kecepatan internet setidaknya mencapai 100 mega byte per second (Mbps).

Karena itu, para pelanggan internet residensial RI pun menilai bahwa tarif langganan home broadband yang saat ini ditawarkan penyedia layanan internet (internet service provider/ISP) banyak di atas Rp100 ribu masih terlalu mahal.

“Berdasarkan riset dan survei yang telah dilakukan perseroan (Surge), serta referensi dari Kemkomdigi, harga yang dianggap terjangkau adalah Rp100.000 dengan kecepatan, yakni 100 Mbps,” ujar Direktur Utama PT Solusi Sinergi Digital/Surge Tbk (kode saham WIFI) Yune Marketatmo, dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip InfoDigital.co.id, belum lama ini.

Hal itu pun sejalan dengan produk yang ditawarkan perseroan. Dengan menghadirkan layanan yang berkualitas dan harga terjangkau, yakni Rp100 ribu per bulan, perseroan meyakini penetrasi home broadband di Indonesia dapat meningkat secara signifikan.

Yune pun sekaligus meluruskan bahwa faktor utama rendahnya penetrasi home broadband bukan karena tingginya mobilitas masyarakat di Tanah Air. Penyebab utamanya karena harga layanan yang belum sepenuhnya terjangkau.

Persaingan harga (price war) umumnya juga terjadi akibat penumpukan jaringan di lokasi yang sama. Saat ini, penetrasi home broadband di Indonesia diperkirakan baru sekitar 15% (15 jutaan) rumah tangga, sehingga masih terdapat 85% (70 jutaan) rumah tangga yang belum terkoneksi internet.

“Kondisi itu membuka peluang pasar yang sangat besar. Selain itu, perseroan juga mencatat kinerja keuangan yang positif dengan EBITDA margin mencapai 79%,” imbuhnya.

Sementara itu, hingga saat ini, proses pembangunan dan penyambungan layanan internet ke rumah tangga (home connect/home pass) masih Surge berjalan dengan baik dan tetap on track sesuai rencana.

Hal tersebut didukung oleh strategi yang telah dijalankan serta sinergi dengan NTT (asal Jepang) yang berperan dalam mempercepat pembangunan homepass dan penyambungan layanan ke pelanggan.

“Dengan dukungan tersebut, perseroan optimistis target 2,5 juta home connect hingga akhir tahun 2025 dapat tercapai,” tutur Yune.

Hingga saat ini, Surge telah membangun sekitar 800 ribu homepass. Pembangunan jaringan baru pun terus berjalan untuk mencapai target 2,5 juta homepass.

Kendala yang dihadapi perseroan relatif kecil, mengingat pembangunan dilakukan di wilayah PT KAI yang memiliki tingkat keamanan tinggi serta adanya kerja sama dengan ISP lokal yang memahami kondisi wilayah masing-masing.

Internet Rakyat

Walau banyak membangun jaringan internet residensial di jalur kereta api milik PT KAI di Jawa, pokus perseroan tetap ingin menghadirkan Internet Rakyat/murah Rp100 ribu ke seluruh pelosok Indonesia.

“Pembangunan dilakukan secara bertahap dan terukur agar biaya dapat dikelola secara efisien,” ungkap Yune.

Salah satu tahap awal menggapainya dimulai dari wilayah yang berdekatan dengan jalur kereta api. Namun, ke depan, cakupan pembangunan jaringan dan layanan terus diperluas ke berbagai daerah di Indonesia.

Karena itu, Surge berharap bisa memenangi frekuensi fixed wireless access (FWA) 1,4 GHz yang tengah dilelang oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) untuk penyediaan kecepatan internet 100 Mbps dengan tarif Rp100 ribu per bulan.

Berdasarkan konsultasi publik Kemkomdigi, hanya tersedia satu blok dengan lebar pita 80 MHz pada frekuensi 1,4 GHz. Proses lelang masih berlangsung dan perseroan opimistis bisa memenanginya dengan seluruh tahapan seleksi.

“Apabila sudah terdapat keputusan final, perseroan akan menyampaikan melalui keterbukaan informasi resmi,” pungkas Yune. (bdm)

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar

Iklan