Bertanggung Jawab PDNS 2 Bobol, Dirjen Aptika Kemenkominfo Mundur
Jakarta, ID – Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Samuel A Pangerapan mengundurkan diri dari jabatannya tersebut efektif mulai Senin (1/7/2024).
Hal ini dilakukannya karena merasa bertanggung jawab atas peretasan Brain Chiper dan menyuntikkan ransomware di PDNS 2 yang berakibat sempat lumpuhnya layanan publik pada 44 instansi/lembaga pemerintah.
“Saya menyatakan bahwa per tanggal 1 Juli kemarin saya sudah mengajukan pengunduran diri secara lisan dan saya suratnya sudah saya serahkan kemarin (Rabu, 3/7/2024) kepada Menkominfo,” ungkap Semmy, panggilan Semuel A Pangerapan di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Kamis (4/7/2024).
Dia menjelaskan, Dirjen Aptika merupakan pejabat teknis yang bertanggung jawab atas bobolnya PDNS 2 di Surabaya karena ulah peretas kelompok Brain Chiper yang berhasil mengirimkan ransomware Lockbit 3.0 ke PDNS 2 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/6/2024), pukul 23.15 WIB.
Karena itu, sebagai peranggungjawaban moral, Semmy merasa perlu untuk mengundurkan diri dari jabatannya tersebut.
“Saya mengambil tanggung jawab ini secara moral, dan saya harusnya selesai. Karena ini adalah masalah yang harusnya saya tangani dengan baik, itu alasan utamanya (saya mengundurkan diri),” tegasnya.
Semmy juga menyampaikan, nanti, ada pengganti dirinya sebagai Dirjen Aptika baru pengganti dirinya. Sedangkan dia akan kembali berkiprah di dunia swasta pada sektor teknologi informasi dan komunikasi Tanah Air.
“Saya akan fokus kepada transformasi digital Indonesia, ke komunitas saya, akan membangun Indonesia, bukan harus di pemerintah. Terima kasih teman-teman semua,” ungkap dia.
Pemulihan PDNS 2
Sementara itu, lanjut dia, Kemenkominfo diakuinya telah menerima password enkripsi dari Brain Chiper untuk membuka data yang terinfeksi ransomware Lockbit 3.0 di PDNS 2 pada Rabu (4/7/2024).
Secara parsial, laporan sementara tim teknis penanganan PDNS 2 juga berhasil membuka sebagian kecil fail data yang dikunci oleh Brain Chiper. Namun, kunci harus dibuktikan, apakah nantinya bisa untuk membuka semua data yang ada di pusat data tersebut.
“Sekarang ini, (PDNS 2) tetap dilakukan pemulihan, dan kemarin (Rabu) sudah terima kuncinya (dari Brain Chiper), sedang dicoba apakah bisa berhasil dibuka. Tapi, saya enggak tahu detailnya, dikerjakan oleh teman-teman teknis,” tutur Semmy.
Dia juga membenarkan investigasi terkait kebocoran PDNS 2 milik pemerintah di Surabaya terus dilakukan. Serangan siber tersebut telah berakibat fatal karena melumpuhkan 44 layanan publik di instansi/lembaga pemerintah dari pusat hingga kabupaten di Tanah Air.
Hingga Rabu (26/6/2024) sore, baru lima layanan yang berhasil dipulihkan dan 39 masih diusahakan.
Lima instansi/lembaga yang layanan publiknya berhasil dipulihkan sebagai pengguna PDNS 2 terdiri atas layanan keimigrasian di Kementerian Hukum dan HAM.
Selanjutnya, layanan Sikap Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah (LKPP), layanan perizinan event di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, layanan ASN digital Kota Kediri, serta layanan Si Halal Kementerian Agama.
Kejadian tersebut pun menjadi kabar sangat viral di Tanah Air, mengimbangi isu judi online yang juga tengah menghebohkan seantero negeri.
Bahkan, ada pihak yang sampai mendesak Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi untuk mundur dari jabatannya karena kejadian PDNS 2. (alm)